Puisi: Pada Suatu Pagi Hari (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi: Pada Suatu Pagi Hari Karya: Sapardi Djoko Damono
Pada Suatu Pagi Hari

Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa.

Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin membakar tempat tidur. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu pagi.

1973

Sumber: Mata Pisau (1974)

Analisis Puisi:
Puisi "Pada Suatu Pagi Hari" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keinginan seseorang untuk mengekspresikan perasaan kesedihan dan kehilangan pada suatu pagi yang sepi. Puisi ini mengungkapkan keinginan untuk menangis sendiri dalam ketenangan, tanpa harus menjelaskan atau mempertanggungjawabkan perasaan tersebut kepada orang lain.

Puisi ini dimulai dengan penggambaran suasana di pagi hari, di mana subjek puisi merasa kuat keinginan untuk menangis sambil berjalan tunduk di sepanjang lorong. Ia menginginkan hujan rintik-rintik dan sepi di lorong tersebut agar dapat berjalan sendiri sambil menangis, tanpa ada orang yang bertanya mengapa.

Penulis menciptakan citra sepi dan hujan sebagai latar belakang yang cocok untuk mengungkapkan perasaan yang mendalam. Melalui ungkapan ini, puisi menciptakan ruang bagi individu tersebut untuk merasakan kepedihan dan kehilangan secara pribadi, tanpa harus berinteraksi dengan orang lain atau memberikan penjelasan.

Puisi ini menekankan bahwa subjek puisi tidak ingin meledak dalam kemarahan atau kehancuran, melainkan hanya ingin menangis dengan lembut dan lirih. Ia menginginkan ruang untuk mengeluarkan emosi secara pribadi dan tidak ingin membebani orang lain dengan kesedihannya. Hal ini mencerminkan kebutuhan alami manusia untuk mengekspresikan dan melepaskan perasaan yang terpendam.

Dalam puisi ini, Sapardi Djoko Damono menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk menggambarkan perasaan keinginan menangis dan meratapi keadaan. Pilihan kata-katanya menciptakan gambaran yang jelas tentang keinginan subjek puisi untuk menangis sendiri dalam suasana yang tenang dan hening.

Puisi "Pada Suatu Pagi Hari" mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas emosi dan kebutuhan manusia untuk mengekspresikan perasaan kesedihan dan kehilangan. Puisi ini menggambarkan momen-momen pribadi di mana seseorang mungkin merasa terbebani oleh emosi yang kuat dan mencari jalan untuk melepaskan beban tersebut.

Melalui puisi ini, Sapardi Djoko Damono mengingatkan kita akan pentingnya memberikan diri kita ruang untuk merasakan dan mengungkapkan emosi dengan cara yang sesuai bagi kita. Puisi ini mengajak kita untuk menerima dan menghormati perasaan kita sendiri, sambil menjaga keseimbangan antara introspeksi pribadi dan interaksi dengan dunia di sekitar kita.

"Pada Suatu Pagi Hari" adalah sebuah puisi yang menyentuh dan memprovokasi pemikiran kita tentang ekspresi emosi dan kebutuhan untuk menghadapi kesedihan. Melalui keindahan bahasa puisi, Sapardi Djoko Damono berhasil menciptakan gambaran yang kuat tentang keinginan untuk menangis sendiri dan mengekspresikan perasaan yang mendalam pada suatu pagi yang hening dan sepi.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Pada Suatu Pagi Hari
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.