Puisi: Malam Sebelum Badai (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Malam Sebelum Badai" karya Taufiq Ismail menggambarkan suasana malam sebelum terjadinya badai.
Malam Sebelum Badai

Serangga tidak berbunyi pada musim air membeku dahan-dahan telanjang hitam permukaan sungai pecah tajam itik-itik sore hari berenang di antara gugus-gugus putih suaranya riang namun aneh berkabutlah pohon-pohon taman pohon-pohon hutan apabila kapas terperinci bagai debu putih berlayangan dari atas yang tak jelas batas angin memutar ladang-ladang jagung pada ujung-ujung atap tetes air mendapat nyawa kristal bergelantungan malam meniupkan sunyi berat menekan batang-batang cemara membagi warna warna putih pada semua permukaan yang ada cahaya bangun pudar dalam segi-segi empat di atas bukit kecil menyusun pesan bisu di manakah tupai-tupai itu serangga-serangga itu burung-burung flamingo bersayap merah muda angsa-angsa berenang rata di rawa-rawa dengarlah badai mulai membisik dari jauh mengirimkan sejuta jarum-jarum dingin lewat udara padang-padang utara rata lewat menara-menara kantor cuaca sedikit merah gemerlap saat ini mesin-mesin tak berbunyi kotak-kotak piringan tidak bernyanyi kelepak sayap unggas-unggas utara sudah lama silam cakrawala terbenam bumi menyembunyikan sunyi pepohonan menggumam sunyi dengar badai mulai bersiul dari jauh memutar padang-padang jagung rata apakah bunyi badai adakah badai berbunyi sepanjang ladang-ladang gandum yang jerami sungai putih membayang langit hilang udara mengental uap kristal cuaca lenyap cahaya dengarlah badai jauh membisik mengirimkan sejuta jarum-jarum alit dan dingin lewat padang-padang dan ladang-ladang membentang.

1972

Sumber: Sajak Ladang Jagung (1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Malam Sebelum Badai" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana malam sebelum terjadinya badai. Puisi ini penuh dengan gambaran alam yang mendalam dan berbagai simbolisme yang menghadirkan atmosfer yang kuat.

Deskripsi Alam dan Keadaan Cuaca: Puisi ini secara kuat menggambarkan keadaan alam dan cuaca pada malam sebelum badai. Pembaca disuguhkan dengan gambaran tentang serangga yang tidak bersuara, dahan-dahan telanjang, dan sungai yang membeku. Penyair menggambarkan kesunyian dan kesejukan yang mendahului badai, yang kontras dengan gambaran itik-itik yang riang berenang di sungai. Deskripsi cuaca yang berkabut, pohon-pohon yang berkabut, dan ladang-ladang yang berkabut memberikan kesan atmosfer yang mencekam.

Simbolisme yang Kuat: Puisi ini memanfaatkan berbagai simbolisme untuk menggambarkan perasaan dan suasana. Salah satu simbol yang mencolok adalah kapas yang terperinci bagai debu putih yang berlayangan dari atas, yang dapat diartikan sebagai perubahan dan ketidakpastian yang datang menjelang badai. Selain itu, simbolisme warna putih yang mendominasi menggambarkan ketenangan yang terganggu oleh kedatangan badai.

Pertanyaan dalam Teks: Puisi ini juga mengandung beberapa pertanyaan dalam teks yang memunculkan rasa ingin tahu dan ketidakpastian. Penyair bertanya tentang keberadaan tupai-tupai, serangga-serangga, dan burung-burung, yang semuanya menghilang atau berdiam diri menjelang badai. Pertanyaan-pertanyaan ini memunculkan pemikiran tentang bagaimana alam dan makhluk hidup merespon datangnya badai.

Sensasi Dingin dan Kesunyian: Puisi ini merujuk pada sensasi dingin yang mendalam, terutama melalui penggunaan kata-kata seperti "jarum-jarum dingin" dan "uap kristal." Ini menciptakan kesan cuaca yang sangat dingin dan menggambarkan betapa mendalamnya sunyi yang terasa sebelum badai datang.

Penggunaan Bahasa yang Kaya: Taufiq Ismail menggunakan bahasa yang kaya dan imajinatif dalam puisi ini. Dia memilih kata-kata dengan cermat untuk menciptakan gambaran yang kuat dan mendalam. Penggunaan kata-kata seperti "gemerlap," "silam," dan "cuaca lenyap" memperkuat gambaran tentang perubahan cuaca yang mendekati badai.

Tema Kehidupan dan Alam: Meskipun puisi ini menggambarkan perubahan cuaca dan alam, tema yang lebih dalam adalah perubahan dalam kehidupan manusia. Badai dalam puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai perubahan atau krisis dalam kehidupan seseorang. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana manusia merespon perubahan yang tidak terduga dalam kehidupannya.

Puisi "Malam Sebelum Badai" karya Taufiq Ismail adalah karya sastra yang menggambarkan perubahan cuaca dan atmosfer sebelum badai datang, tetapi juga mengandung pesan lebih dalam tentang bagaimana manusia merespon perubahan dalam kehidupan mereka. Penggunaan simbolisme dan bahasa yang kaya menciptakan gambaran yang mendalam dan memikat pembaca.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Malam Sebelum Badai
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.