Puisi: Napas Gunung (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Napas Gunung" karya Acep Zamzam Noor menampilkan rasa kagum dan pemujaan penyair terhadap kecantikan yang dilihatnya.
Napas Gunung


Seperti senja yang bersimpuh di kaki langit
Kupuja bola matamu yang melelehkan cahaya redup
Serta hurup-hurup samar yang menuliskan
Keabadian. Senyummu yang tergantung di udara
Dinaungi gumpalan mendung yang kemerahan
Tuturmu yang menggulirkan butir-butir embun
Tak bisa kutampung dengan bibirku yang bergetar

Napas gunung yang dikibarkan kerudungmu
Menghijaukan sawah-sawah di hatiku
Selembar sajadah yang dihamparkan rindu
Membuatku tersungkur lagi. Kuhirup wangi tanah
Kucium akar rumputan dan dingin batu:
Seorang lelaki berlumuran darah
Ditikam sepasang alis matamu

Tariklah sedikit ujung kerudungmu, Dini
Agar langit menampakkan rahasia keindahannya
Pada bumi. Parasmu yang dipantulkan sinar bulan
Dengan bulu-bulu halusnya yang tersapu tiupan angin
Seakan menyibakkan yang selama ini tertutupi
Itulah sebabnya aku memuja bola matamu
Seperti seribu laron mengerumuni satu-satunya
Nyala lampu.


1997

Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007)

Analisis Puisi:
Puisi "Napas Gunung" karya Acep Zamzam Noor menggambarkan keindahan alam dan keintiman melalui gambaran mata dan pengalaman puitis.

Imaji dan Persepsi Alam: Puisi ini menggunakan gambaran alam yang indah dan berwarna, menggambarkan senja, bola matamu yang bercahaya, dan mendung kemerahan. Deskripsi ini menyoroti keindahan dan kesempurnaan alam.

Personifikasi Alam: Penyair mempersonifikasikan elemen alam seperti bola mata yang mengandung keabadian, senyum, tutur, butiran embun, dan udara yang digambarkan sebagai elemen hidup dengan karakteristik manusia.

Simbolisme dan Metafora: Napas gunung dan kerudung yang diibaratkan menghijaukan hati penyair dan melukiskan selembar sajadah yang dihamparkan rindu menunjukkan makna mendalam dari persepsi keindahan alam yang mendalam.

Kontemplasi dan Pemujaan: Puisi ini menampilkan rasa kagum dan pemujaan penyair terhadap kecantikan yang dilihatnya. Dalam keindahan alam dan keintiman dengan seseorang yang disebut Dini, tergambar keagungan dan keindahan yang sangat memukau.

Tantangan dan Keingintahuan: Penutup puisi menawarkan sebuah permintaan untuk melihat lebih dalam ke rahasia keindahan alam dan seorang kekasih (Dini). Menciptakan pengertian tentang keindahan yang tersembunyi, yang hanya bisa diungkapkan oleh sebuah pandangan atau kehadiran seseorang.

Puisi "Napas Gunung" karya Acep Zamzam Noor adalah suatu penggambaran keindahan alam dan keintiman yang puitis. Dengan penggunaan imaji dan metafora yang kaya, puisi ini mengekspresikan kekaguman penyair terhadap keindahan alam dan keintiman dengan objek puisi, Dini, dengan cara yang puitis dan mengagumkan.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Napas Gunung
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.