Puisi: Sebuah Istana (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Sebuah Istana" karya D. Zawawi Imron menghadirkan gambaran tentang perjalanan seseorang ke tempat yang penuh dengan makna filosofis dan ....
Sebuah Istana

tepi jalan antara sorga dan neraka
kumasuki sebuah istana
tempat sejarah diperam
menjadi darah dan gelombang.

lewat jendela sebelah kiri
kulihat matahari menjulurkan lidah
seperti anjing lapar
aku makin tak 'ngerti
mengapa orang-orang memukul-mukul perutnya

jauh di batas gaib dan nyata
kabut harimau menyembah cahaya
kutarik napas dalam-dalam
dan kupejamkan mata
- alangkah kecil dunia!

1979

Sumber: Madura, Akulah Darahmu (1999)

Analisis Puisi:
Puisi "Sebuah Istana" karya D. Zawawi Imron menghadirkan gambaran tentang perjalanan seorang penyair atau pelaku dalam sebuah perjalanan ke tempat yang penuh dengan makna filosofis dan simbolis.

Tema Dualitas: Puisi ini mengeksplorasi tema dualitas atau kontras antara berbagai elemen, seperti sorga dan neraka, sejarah dan darah, serta batas gaib dan nyata. Kontras ini mencerminkan perjuangan manusia untuk memahami makna dan eksistensinya dalam dunia yang kompleks.

Simbolisme Sorga dan Neraka: Istana yang disebutkan dalam puisi ini mewakili kehidupan manusia. Sorga dan neraka adalah dua ekstremitas yang menyiratkan konflik batin atau kebingungan penyair dalam mengejar pemahaman tentang hidup dan eksistensinya.

Gambaran Matahari: Matahari yang menjulurkan lidah seperti anjing lapar dapat dianggap sebagai simbol keingintahuan manusia yang tidak pernah puas dalam mencari pengetahuan atau pemahaman. Hal ini menggambarkan kerinduan manusia untuk memahami esensi dan makna hidup.

Kabut Harimau: Kabut harimau yang menyembah cahaya adalah gambaran tentang ketidakpastian dan kebingungan dalam hidup. Harimau, yang sering dianggap sebagai simbol kekuatan dan keberanian, menyembah cahaya, yang mungkin melambangkan kebijaksanaan atau pencerahan.

Pertimbangan Ukuran: Penutup puisi ini dengan ungkapan "alangkah kecil dunia!" dapat menggambarkan pandangan penyair tentang keterbatasan manusia dalam memahami kompleksitas alam semesta. Ini adalah pengakuan akan ketidakmampuan manusia untuk sepenuhnya memahami segala sesuatu.

Bahasa yang Imajinatif: Penyair menggunakan bahasa yang kaya dan imajinatif untuk menciptakan gambaran yang kuat dalam puisi ini. Gaya bahasanya yang deskriptif mengundang pembaca untuk merenungkan makna-makna yang lebih dalam.

Secara keseluruhan, puisi "Sebuah Istana" karya D. Zawawi Imron adalah eksplorasi yang dalam tentang pemahaman manusia terhadap dunia, eksistensi, dan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang timbul dalam perjalanan hidup. Puisi ini menggunakan simbolisme dan bahasa yang kuat untuk menggambarkan perasaan kebingungan dan kecilnya manusia di hadapan misteri alam semesta.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Sebuah Istana
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.