Puisi: Tajam Hujanmu (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Tajam Hujanmu" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan hujan sebagai elemen alam yang memancarkan kekuatan dan daya tarik yang kuat.
Tajam Hujanmu


    tajam hujanmu
    ini sudah terlanjur mencintaimu: payung terbuka yang bergoyang-goyang di tangan kananku, air yang menetes dari pinggir-pinggir payung itu, aspal yang gemeletuk di bawah sepatu, arloji yang buram berair kacanya, dua-tiga patah kata yang mengganjal di tenggorokan
    deras dinginmu
    :
    sembilu hujanmu


1975

Sumber: Horison (Mei, 1976)

Analisis Puisi:
Puisi "Tajam Hujanmu" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan hujan sebagai elemen alam yang memancarkan kekuatan dan daya tarik yang kuat. Puisi ini menciptakan gambaran tentang hujan sebagai simbol asmara yang mempengaruhi perasaan seseorang, sekaligus menggambarkan dampaknya pada persepsi manusia terhadap lingkungan.

Makna dan Isi Puisi: Puisi ini menciptakan gambaran tentang hujan sebagai kekuatan yang "tajam" dan "deras." Kata-kata seperti "tajam" dan "deras" memberikan kesan intensitas dan kuatnya curahan hujan. Penggunaan kata "tajam" juga dapat merujuk pada perasaan yang menusuk atau mempengaruhi hati seseorang, menggambarkan efek emosional hujan pada individu.

Dalam puisi ini, hujan digambarkan mencintai seseorang. Ini adalah personifikasi hujan sebagai entitas yang mampu merasakan perasaan seperti cinta. Payung yang terbuka dan bergoyang-goyang, air yang menetes, aspal yang gemeletuk, semuanya adalah gambaran visual dari suasana hujan yang diresapi dengan emosi. Bahkan arloji yang buram dan berair kacanya menciptakan gambaran bahwa hujan menghasilkan efek emosional yang kuat pada segala hal di sekitarnya.

Penting untuk dicatat bahwa puisi ini menggambarkan hujan sebagai sesuatu yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mempengaruhi perasaan dan persepsi seseorang. Hujan diartikan sebagai simbol asmara atau cinta yang kuat. Dalam beberapa budaya, hujan sering dikaitkan dengan berbagai makna seperti perasaan rindu, kesedihan, atau bahkan keberuntungan.

Interpretasi dan Filosofi: Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan kekuatan alam dan bagaimana pengalaman sederhana seperti hujan dapat mempengaruhi perasaan dan persepsi kita. Penciptaan gambaran visual dari hujan yang mempengaruhi setiap elemen di sekitarnya, termasuk individu, mengajak kita untuk lebih sensitif terhadap pengaruh alam terhadap keadaan emosi kita.

Lebih dari itu, puisi ini dapat diartikan sebagai perumpamaan mengenai perasaan cinta yang tajam dan mendalam. Seperti hujan yang mempengaruhi segala sesuatu di sekitarnya, cinta juga memiliki kemampuan untuk merasuki pikiran dan perasaan manusia dengan intensitas yang kuat. Puisi ini mengajak kita untuk merasakan dan menghargai efek emosional dari cinta dan hubungan asmara.

Puisi "Tajam Hujanmu" karya Sapardi Djoko Damono merupakan karya sastra yang kuat dalam menggambarkan hujan sebagai simbol asmara dan cinta yang memiliki dampak kuat pada perasaan manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk lebih sensitif terhadap pengaruh alam terhadap perasaan dan persepsi kita, serta merenungkan makna emosional yang mendalam dalam hubungan manusia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Tajam Hujanmu
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.