Puisi: Menengadah ke Atas, Merenungi Ozon yang Tak Tampak (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Menengadah ke Atas, Merenungi Ozon yang Tak Tampak" karya Taufiq Ismail menyoroti pentingnya merenungkan tindakan manusia terhadap alam.
Menengadah ke Atas,
Merenungi Ozon yang Tak Tampak


Langit masih biru di atas halaman dan kampungku
Awan dengan beberapa juta jemarinya,
saling berpegangan bergugus-gugusan
Mereka bergerak perlahan bagaikan enggan
Masih adakah angin yang bertugas dalam keindahan
Aku tidak mendengar lagi suara unggas dan siamang
Seperti di desaku Baruh, di masa kanakku
Kini yang beringsut adalah gemuruh kendaraan
Menderu di jalanan kota besar
Menderu di jalanan kota sedang
Menderu di jalanan kota kecil

Semua berkejaran dalam jalur nafkah dunia
Semua menanam mesin dan menabur industri
Semua memburu panen angka-angka
Bergumam dan menderam dalam paduan suara
Kemudian selesma, bersin lalu terbatuk-batuk
Punggungmu jadi terbungkuk-bungkuk
Siapa yang akan mengurutmu di bagian tengkuk
Danau yang menyimpan warna biru
kenapa engkau jadi kelam dan hijau
Sungai yang meluncurkan air berkilau
Kenapa engkau keruh, suaramu sengau
Hutan yang menutup daratan, perbukitan dan gunung
kudengar tangismu dipanggang nyala api
seraya kesakitan engkau melahirkan
luasan gurun pasir kering kerontang
Mereka menggergaji dua lubang raksasa di atas sana
Terdengarkah olehmu gemeretak suaranya
Pasukan klor yang garang membantai lapisan ozon
Dan lewat sobekan-sobekannya
menerjuni kawah stratosfer menganga

Meluncur-luncurlah gerimis sinar ultra ungu
Menusuki kulit bumi
Menusuki daun-daunan
Menusuki kulit kita
dan mengukir rajah kanker
dengan tinta ultra ungu
Dan makin panaslah kulit bumi
Engkau akan jadi penghuni padang pasir
Aku akan mengukur bentangan kersik membara
Di atas unggun ini
Akan kita kemanakan anak-cucu kita
Bongkahan es di kedua kutub, utara selatan
Dikabarkan meleleh perlahan-lahan
Menggenangi kota-kota pelabuhan
Di atas unggun, dikepung pasang lautan
Akan kita kemanakan anak-cucu kita
Mereka bertanya
Masih adakah angin yang bertugas dalam keindahan
Engkau terpaksalah berkata
Ada memang getar sejuta senar gitar
Tapi kini nyanyian lagu radiasi
Yang melelehkan air mata terlambat sekali
Jatuh membasahi catatan-catatan keserakahan
Ketika semua menanam mesin dan menabur industri
Ketika semua memburu panen angka-angka
Berkejaran dalam jalur nafkah dunia
Lalai membaca isyarat-isyarat demikian jelasnya
Dari Pemilik Semesta yang menitipkan ciptaan-Nya
Pada kita semua.


1989

Sumber: Puisi-Puisi Langit (1990)

Analisis Puisi:
Puisi "Menengadah ke Atas, Merenungi Ozon yang Tak Tampak" karya Taufiq Ismail adalah refleksi penyair terhadap perubahan lingkungan dan konsekuensi dari aktivitas manusia terhadap alam.

Deskripsi Keindahan Alam: Puisi dimulai dengan deskripsi indah langit, awan, dan kejernihan alam. Namun, deskripsi tersebut digambarkan sebagai bagian dari masa lalu yang kini terlupakan.

Perubahan Lingkungan: Penyair menggambarkan perubahan besar yang dialami lingkungan, di mana kesucian dan keindahan alam telah berubah menjadi kekacauan dan kekeringan. Hal ini terlihat dari perubahan pada danau yang dulunya biru kini keruh, sungai yang dahulu bersih kini tercemar, serta hutan yang menyimpan tangisan kesakitan akibat kebakaran.

Perubahan Iklim dan Dampaknya: Penyair membahas perubahan iklim dan dampak buruknya, seperti panasnya cuaca yang menyebabkan es mencair di kutub dan menimbulkan banjir di kota-kota pelabuhan. Ia juga menyinggung krisis lingkungan yang diakibatkan oleh aksi manusia terhadap ozon dan dampaknya terhadap kesehatan manusia.

Kehati-hatian dalam Pengelolaan Alam: Puisi ini menggarisbawahi betapa pentingnya kehati-hatian dalam memperlakukan alam. Manusia ditegur karena lalai membaca isyarat-isyarat yang jelas dari Sang Pencipta.

Refleksi Kepada Generasi Mendatang: Penyair menyampaikan keprihatinan akan kondisi bumi kepada generasi mendatang. Ia merenungkan kemungkinan dampak lingkungan yang lebih parah pada masa depan.

Puisi "Menengadah ke Atas, Merenungi Ozon yang Tak Tampak" karya Taufiq Ismail menyoroti pentingnya merenungkan tindakan manusia terhadap alam. Melalui deskripsi yang kuat, penyair membawa pembaca pada sebuah perjalanan melalui perubahan dramatis yang terjadi di alam, menekankan perlunya kesadaran akan lingkungan dan tindakan yang diperlukan untuk menjaga bumi agar tetap lestari.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Menengadah ke Atas, Merenungi Ozon yang Tak Tampak
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.