Puisi: Ulang Tahun bersama Wianta (Karya Afrizal Malna)

Puisi "Ulang Tahun bersama Wianta" karya Afrizal Malna adalah puisi yang penuh dengan gambaran dan imajinasi. Puisi ini menciptakan dunia yang ....
Ulang Tahun bersama Wianta


Kami selalu membuat pesta bersama dewa-dewa di sini. Berenang dalam bahasa yang selalu mengucapkan selamat pagi kepada kamar mandi. Dewa kami terbuat dari enzym dan vitamin C. Bau kopi ketika mayat ayah kami mulai dibakar. Doa kami bukanlah hujatan kepada orang lain. Kepada kolam renang yang berbahagia, kepada tiang listrik yang terhormat, hari ini kami membacakan UUD. 1945 dengan KTP dan kartu kredit di tangan kami. Bunyi mata uang dari berbagai bangsa, devisa dan devisa menggetarkan tanah kami. Kami membuat ukiran dari naik turunnya harga saham. Kami menari bersama dewa-dewa di sini, bernyanyi bersama pohon-pohon yang akarnya menembus hingga kenangan-kenangan tentang waktu dan setiap perpisahan.

Kepada enzim dan vitamin C yang budiman, kepada kamar tidur yang melarikan diri dari listrik yang mati, hari ini kami ulang tahun bersama masa kanak-kanak kami. Besok menjemput tamu dari Rusia, memeriksa vibrasi otak dan tarian topeng. Ekonomi berjalan seperti sepatu yang tertukar dengan bahasa Jepang di sebuah restoran. Besok, kami ulang tahun lagi, seperti anak-anak yang merayakan ... negeri kami telah merdeka. Merdeka untuk berlibur dari sejarah dan memasang tiang listrik hingga ke dasar laut.


Sumber: Museum Penghancur Dokumen (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Ulang Tahun bersama Wianta" karya Afrizal Malna adalah puisi yang penuh dengan gambaran dan imajinasi. Puisi ini menciptakan dunia yang unik di mana manusia berpesta bersama dewa-dewa dan objek-objek sehari-hari.

Dunia yang Fantastis: Puisi ini menciptakan dunia yang fantastis dan penuh imajinasi, di mana manusia berinteraksi dengan dewa-dewa dan objek-objek sehari-hari seperti kamar mandi, kolam renang, tiang listrik, dan lain-lain. Hal ini memberikan kesan bahwa dalam perayaan ulang tahun ini, segala sesuatu di dunia ini berhak untuk merayakan bersama.

Perpaduan Spiritual dan Material: Puisi ini menggabungkan unsur-unsur spiritual dan material. Dewa-dewa terbuat dari enzym dan vitamin C, sementara para perayaan ulang tahun diisi dengan elemen-elemen seperti UUD 1945, KTP, kartu kredit, mata uang, dan ekonomi. Perpaduan ini mencerminkan kompleksitas kehidupan modern dan kepercayaan spiritual yang terintegrasi dengan dunia material.

Pemujaan terhadap Benda-benda Sehari-hari: Puisi ini mencerminkan pemujaan atau penghormatan terhadap objek-objek sehari-hari yang sering diabaikan atau dianggap remeh. Misalnya, kamar mandi, kolam renang, dan tiang listrik diberi penghargaan dengan ucapan selamat pagi atau kata-kata terhormat.

Kritik Terhadap Kapitalisme: Terdapat kritik halus terhadap kapitalisme dalam puisi ini. Puisi mencatat tentang harga saham dan pergerakan ekonomi seperti sepatu yang tertukar dengan bahasa Jepang di sebuah restoran. Hal ini menggambarkan kebingungan dan ironi dalam dunia kapitalis.

Puisi Sebagai Proklamasi Kemerdekaan: Puisi ini juga menciptakan suasana perayaan kemerdekaan, dengan menyebutkan bahwa negeri telah merdeka. Namun, puisi ini menyoroti sisi ironi dan paradoks dari kemerdekaan tersebut, di mana manusia merayakannya dengan cara yang berbeda dan terkadang mengabaikan sejarah dan kenangan.

Puisi "Ulang Tahun bersama Wianta" karya Afrizal Malna adalah sebuah karya yang kaya dengan imajinasi dan simbolisme. Puisi ini menciptakan dunia yang unik, di mana manusia merayakan ulang tahun bersama dewa-dewa dan benda-benda sehari-hari. Puisi ini juga memberikan pesan tentang kritik terhadap kapitalisme dan kompleksitas kehidupan modern.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Ulang Tahun bersama Wianta
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.