Puisi: Ballada Penantian (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Ballada Penantian" karya W.S. Rendra mempersembahkan sebuah narasi yang menggambarkan keadaan seorang gadis yang terjebak dalam penantian ...
Ballada Penantian


Gadis yang dilewati kendaraannya merenda depan jendela
menggantungkan hari muka dan anggur hidupnya
pada penantian lelaki petualang yang jauh
pada siapa dulu telah ia serahkan malam kendaraannya yang agung.
Janjinya kembali di Tahun Baru belum juga terpenuhi.
(Lelaki itu tak punya pos dan pangkalan).

Ia menanti depan jendela, dilewati kendaraannya.

Kereta mati membawa ibunya, di belakangnya tiga Tahun Baru pula tiba
usia sendiri meningkat juga di tiap permunculan bulan muda.

Ia menanti depan jendela, terurai rambutnya.

Kail cinta membenam pada rabu, dilarikan ke lubuk-lubuk yang dalam
tiada terlepas juga dan tetes darahnya dilulur kembali ke dada.

Ia menanti depan jendela, tetes hujan merambat di kaca
Adik-adiknya sudah dulu ke altar, dada-dada diganduli bayi dan lelaki
lukanya mendindingi dirinya dari tiap pinangan pulang sia-sia.

Ia menanti depan jendela, ketuaan mengintip pada kaca.

Kandungan hatinya mengelukan jumlah kata, seperti kesingupan gua
sebuah rahasia yang hitam, apa kepercayaan apa dendam
ditatapnya ujung jalan, kaki langit yang sepi menelan segala senyumnya.

Ia menanti depan jendela, rambutnya mengelabu juga.

Dendamnya telah dibalaskan pada tiap lelaki yang ingin dirinya
subuh demi subuh khayal merajai dirinya
makin bersilang parit-parit di wajah, beracun bulu matanya
tatapan matanya menggua membakar ujung jalan.
Ia menanti tidak lagi oleh cinta.

Ia menanti di bawah jendela, dikubur ditumbuhi bunga bertuba.

Dendamnya yang suci memaksanya menanti di situ dikubur
di bawah jendela.


Sumber: Ballada Orang-Orang Tercinta (1957)

Analisis Puisi:
Puisi "Ballada Penantian" karya W.S. Rendra mempersembahkan sebuah narasi yang menggambarkan keadaan seorang gadis yang terjebak dalam penantian yang tak berujung.

Tema Penantian yang Panjang: Puisi ini menyoroti tema utama penantian yang panjang. Gadis dalam puisi menanti kepulangan lelaki petualang yang telah meninggalkannya. Pemilihan kata-kata yang tepat dan alur naratif yang kuat memberikan kedalaman pada pengalaman penantian tersebut.

Simbolisme Tahun Baru: Tahun Baru dijadikan simbol dalam puisi ini, menandakan bahwa janji-janji kepulangan lelaki tersebut tidak kunjung terpenuhi. Simbol ini menciptakan lapisan emosional yang dalam dan merujuk pada perasaan kecewa yang mendalam.

Simbol Kail Cinta: Kail cinta yang mencuat dan membenam pada hari Rabu dapat diartikan sebagai simbol cinta yang terus-menerus dan tanpa henti. Kail cinta ini merentangkan kisah cinta yang penuh dengan liku-liku dan kegagalan, mewakili perjuangan gadis tersebut dalam merayakan cinta yang telah hilang.

Simbol Dendam yang Terkubur: Dendam gadis tersebut yang terkubur di bawah jendela memberikan nuansa mistis pada cerita. Simbolisme ini menggambarkan betapa dendamnya yang suci dan tak terhapuskan, bahkan setelah kematian. Dendam tersebut berkembang bersama dengan waktu, menciptakan suasana yang gelap dan misterius.

Perubahan Fisik yang Menandakan Perubahan Emosi: Perubahan fisik gadis tersebut, seperti rambut yang mengelabu, menggambarkan perubahan emosional dan fisik yang terjadi selama penantian panjang. Ini menciptakan gambaran visual tentang kesendirian dan perasaan kehilangan yang mendalam.

Ketidakberdayaan dan Akhir yang Tragis: Gadis dalam puisi menanti di bawah jendela hingga akhir hayatnya. Puisi ini menggambarkan ketidakberdayaan dan kesendirian yang dialaminya, menghasilkan akhir yang tragis.

Puisi "Ballada Penantian" karya W.S. Rendra adalah sebuah epos cinta dan dendam yang tak lekang oleh waktu. Melalui keindahan kata-kata dan simbolisme yang kuat, puisi ini menciptakan sebuah kisah yang melibatkan pembaca dalam liku-liku penantian dan kekecewaan yang mendalam.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Ballada Penantian
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.