Puisi: Dengan Sepatu Kecil Anak-Anak yang Menyeberang (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Dengan Sepatu Kecil Anak-Anak yang Menyeberang" karya Goenawan Mohamad mengangkat tema migrasi, pengungsian, dan pencarian identitas.
Dengan Sepatu Kecil Anak-Anak yang Menyeberang
in memoriam Aylan Kurdi (2012-2015)


Tentu saja di pulau itu orang-orang Kos tak mendengar
derak kapal patah
ketika anak-anak di palka bernyanyi,
"lihatlah kerudung kami,
kerudung kami."

*
Pada jam sarapan mualim berkata,
ada tembolok camar yang pecah
di kiri buritan.

Hiu yang menari
sepanjang pasang
menantikan mimpi
di atas buih

*
Dari kamar mesin,
besi dan hitam berdesakan.

*
Aku mencari sinyal
di tepi Djibouti.

Dalam tugur
dinihari.

Diagram telepon genggam
mungkin isyarat

Di seberang, mungkin di seberang,
laut mendekat.

Tapi menjelang siang,
di cuaca bisu,

sinyal meracau
dan gerbang tenggelam.

Mungkin tenggelam.

Mereka katakan Laut Merah
terbelah

dan Musa lewat
dalam pawai.

Tapi tidak dari sini,
tidak dari sini

di tepi Djibouti.

*
Kata yang sulit adalah "Palestina". Kadang-kadang eksodus
membentuknya. Kadang-kadang Tuhan,
kadang-kadang Firaun, kadang-kadang gurun.
Sesekali teka teki.

Syahdan semua yang tak menemukan rumah
akan juga sampai.
Semua yang diungsikan
akan berhenti. Yang berjalan, dengan paspor tua
mungkin  tiba.
Dan kata yang hilang adalah "Palestina".

 *
Dalam dongeng diceritakan bahwa
yang pertama meninggalkan ladang
adalah anak dan ingatan.
Di hari penghabisan
tersisa peta di perapian.

Sebelum kita dengar, "selamat tinggal."

*
Pada jam mati yang kering
akhirnya  mereka temukan waktu.
Tapi di pagar jalan ke arah Aegea
mereka tak lagi temukan nama-nama.

*
Tuhan sebenarnya ingin sederhana.
Sebelum perang. 


2015

Analisis Puisi:
Puisi "Dengan Sepatu Kecil Anak-Anak yang Menyeberang" karya Goenawan Mohamad adalah sebuah karya yang mengangkat tema migrasi, pengungsian, dan pencarian identitas.

Gambaran Pergeseran: Puisi ini menciptakan gambaran tentang pergeseran yang dramatis. Anak-anak dengan sepatu kecil mereka "menyeberang," yang bisa mencerminkan perpindahan orang-orang yang mencari tempat yang lebih aman atau lebih baik. Gambaran ini menggambarkan betapa dramatisnya pengalaman ini, terutama bagi anak-anak yang terlibat.

Kisah Kapal Patah: Dalam puisi ini, terdapat kisah kapal yang patah dan tembolok camar yang pecah, yang bisa diartikan sebagai gambaran dari pengalaman migrasi yang penuh risiko. Kapal yang patah menggambarkan bahaya dan ketidakpastian yang mungkin dihadapi oleh para migran.

Laut Merah dan Musa: Puisi ini mengacu pada kisah-kisah agama, seperti kisah Laut Merah yang terbelah dan Musa yang melewatinya. Ini mungkin mencerminkan harapan akan keajaiban atau pertolongan dalam situasi yang sulit. Namun, puisi ini menegaskan bahwa pengalaman migrasi Palestina tidak sama dengan kisah tersebut. Kata "Palestina" sendiri sulit dan sering hilang, mencerminkan konflik yang rumit dan kehilangan identitas.

Pergeseran Nama-Nama: Puisi ini menyiratkan bahwa ketika orang meninggalkan rumah mereka dan memasuki wilayah baru, mereka mungkin kehilangan identitas dan menjadi anonim. Mereka tidak lagi dikenal dengan nama mereka, dan ini menciptakan perasaan kehilangan dan isolasi.

Kehendak Tuhan yang Sederhana: Puisi ini menutup dengan kalimat "Tuhan sebenarnya ingin sederhana. Sebelum perang." Ini bisa diartikan sebagai ungkapan kerinduan akan kedamaian dan sederhana sebelum adanya konflik dan perang. Puisi ini menciptakan perasaan nostalgia akan waktu yang lebih baik dan tenang.

Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang pengalaman migrasi dan perpindahan orang-orang di tengah konflik dan perang. Goenawan Mohamad menggunakan gambaran yang kaya dan referensi agama untuk menciptakan atmosfer yang sarat makna, menjadikan puisi ini meditasi yang mendalam tentang kemanusiaan dan konflik.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Dengan Sepatu Kecil Anak-Anak yang Menyeberang
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.