Puisi: Selepas Usia 60 (Karya Joko Pinurbo)

Puisi: Selepas Usia 60 Karya: Joko Pinurbo
Selepas Usia 60


Selepas usia 60 saya sering terdiam
di depan jendela, mengamati tingkah
anak kecil yang lucu-lucu. Saat sekecil mereka
saya baru fasih mengucapkan nana, maksudnya
celana, dan saya belajar keras memakai celana
dan sering keliru: kadang terbalik,
kadang seliritnya menjepit dindaku.

Ibu curang: diam-diam mengintip lewat
celah pintu. Baru setelah ananda terjengkang
karena dua kaki masuk ke satu lubang,
Ibu buru-buru menyayang-nyayang pantatku:
Jangan menangis, jagoanku.
Celana juga sedang belajar memakaimu.

Kasihan Ibu, sering didera kantuk
hingga jauh malam, menjahit celana saya
yang cedera. Sampai sekarang kadang
tusukan jarumnya masih terasa di pantat saya.

Saya masih berdiri di depan jendela,
memperhatikan seorang bocah culun,
dengan celana bergambar Superman,
sedang ciat-ciat bermain silat. Tiba-tiba ia
berhenti. Bingung. Seperti ada yang tidak beres
dengan celananya. Oh, gambar Superman-nya
rontok. Ia cari, tidak ketemu. Lalu ibunya
datang menjemput. Senja yang dewasa
mulai merosot. Tubuh yang penakut
mendadak ribut. Yeah, ini celana diam-diam
mau melorot. Saat mau tidur baru saya tahu:
hai, ada gambar Superman di celanaku.


2004

Sumber: Baju Bulan (2013)

"Puisi: Selepas Usia 60 (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Selepas Usia 60
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.