Puisi: Hamba Buruh (Karya Beni Setia)

Puisi "Hamba Buruh" karya Beni Setia mencerminkan realitas hidup seorang pekerja buruh atau pekerja keras yang harus mengatasi keterbatasan ekonomi ..
Hamba Buruh

Kembali makan ala fakir -
sehari sekali saja.

Setelah makan hemat: famili
mampir - terpaksa ngirit.

Di bulan depan: pulih. Kembali
normal. Bisa merokok.

2015

Analisis Puisi:

Puisi "Hamba Buruh" karya Beni Setia mencerminkan realitas hidup seorang pekerja buruh atau pekerja keras yang harus mengatasi keterbatasan ekonomi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun lugas, Beni Setia menyampaikan pesan tentang kesulitan ekonomi dan keterbatasan dalam kehidupan sehari-hari.

Kehidupan Sederhana dan Keterbatasan Ekonomi: Puisi ini menggambarkan kehidupan sehari-hari seorang buruh yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Dengan menggunakan gambaran "makan ala fakir" dan "sehari sekali saja", puisi ini menyoroti kesulitan finansial yang dihadapi oleh pekerja buruh. Mereka hanya mampu makan sekali sehari dan harus menghadapi keterbatasan dalam hal keuangan.

Pengorbanan untuk Keluarga: Puisi ini juga menyinggung tentang pengorbanan yang harus dilakukan untuk keluarga. Meskipun hanya mampu makan sekali sehari, mereka masih menyediakan makanan bagi keluarga mereka, meskipun dalam jumlah terbatas. Ini mencerminkan rasa tanggung jawab dan cinta kasih seorang buruh terhadap keluarganya meskipun dalam kondisi sulit.

Harapan untuk Pulih: Meskipun hidup dalam keterbatasan, puisi ini juga menawarkan harapan bahwa di bulan depan, keadaan bisa membaik. Bahwa meskipun saat ini mereka harus menghemat dan berjuang, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik di mana mereka bisa kembali hidup normal dan menikmati kehidupan dengan lebih nyaman, bahkan sampai bisa merokok.

Secara keseluruhan, puisi "Hamba Buruh" karya Beni Setia adalah sebuah puisi yang menggambarkan kehidupan sederhana dan keterbatasan ekonomi yang dihadapi oleh para pekerja buruh. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun mengena, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan realitas kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh banyak orang, serta menyiratkan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Beni Setia
Puisi: Hamba Buruh
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.