Puisi: Minyak Telon (Karya Kinanthi Anggraini)

Puisi "Minyak Telon" karya Kinanthi Anggraini menyoroti perasaan kenyamanan, keintiman, dan perlindungan yang bisa diberikan oleh hal-hal sehari-hari.
Minyak Telon


Disucikan penguasa kayu selatan
disuling dari lima rempah-rempahan
menyisir usir jendela dingin
di setiap bagian yang kau ingin.

Aku mengusap dada telanjang
agar ia lari bukan kepalang
angin jahat pembawa murung
rajin kuusap hingga ke punggung.

Inilah sahabat paling setia
menemani mandi pagi dan senja
atau di saat kau terjaga
semalaman penuh canda tawa

Tepisan hangat tersesat tajam
menghindarkan dari kembung
yang mengancam.


Juni, 2015

Analisis Puisi:
Puisi "Minyak Telon" karya Kinanthi Anggraini adalah sebuah karya yang sederhana namun mendalam, yang merayakan perasaan kenyamanan, keintiman, dan perlindungan yang bisa diberikan oleh hal-hal sehari-hari.

Minyak Telon Sebagai Metafora Kenyamanan: Dalam puisi ini, minyak telon digambarkan sebagai sahabat yang setia dan penghibur yang memberikan kenyamanan dan perlindungan. Meskipun minyak telon mungkin hanya produk biasa, penyair menciptakan kesan bahwa itu adalah teman yang selalu ada untuk membantu meredakan rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Simbolisme dalam Minyak Telon: Puisi ini menghadirkan elemen simbolisme, di mana minyak telon melambangkan dukungan dan perasaan nyaman. Simbol ini mengundang pembaca untuk merenungkan peran objek sehari-hari dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan bagaimana hal-hal kecil ini dapat memiliki makna mendalam dalam pengalaman manusia.

Perlindungan dan Perasaan Aman: Puisi ini menyoroti perasaan perlindungan dan perasaan aman yang bisa diberikan oleh sesuatu yang begitu sederhana seperti minyak telon. Penyair menciptakan gambaran akan perasaan yang muncul ketika kita merasa terlindungi dan dikelilingi oleh hal-hal yang kita percayai.

Gaya Bahasa yang Imajinatif: Kinanthi Anggraini menggunakan bahasa yang imajinatif untuk menggambarkan minyak telon dan perannya dalam menjaga dari perut kembung. Ia memanfaatkan perumpamaan dan ilustrasi yang memungkinkan pembaca merasakan kenyamanan dan manfaat dari benda ini.

Keseharian dan Keintiman: Puisi ini menunjukkan keindahan dalam hal-hal sederhana yang kita temui sehari-hari, serta pentingnya momen keintiman yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat mandi atau tidur.

Puisi "Minyak Telon" adalah pengingat bahwa kebahagiaan dan kenyamanan bisa ditemukan dalam hal-hal kecil dalam hidup, dan bahwa saat-saat sederhana ini juga berharga dan memiliki makna mendalam.

Kinanthi Anggraini
Puisi: Minyak Telon
Karya: Kinanthi Anggraini

Biodata Kinanthi Anggraini:
    Kinanthi Anggraini lahir pada tanggal 17 Januari 1989 di Magetan, Jawa Timur.

    Karya-karya Kinanthi Anggraini pernah dimuat di berbagai media massa lokal dan nasional, antara lain Horison, Media Indonesia, Indopos, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Basis, Sinar Harapan, Banjarmasin Post, Riau Pos, Lampung Post, Solopos, Bali Post, Suara Karya, Tanjungpinang Pos, Sumut Pos, Minggu Pagi, Bangka Pos, Majalah Sagang, Malang Post, Joglosemar, Potret, Kanal, Radar Banyuwangi, Radar Bojonegoro, Radar Bekasi, Radar Surabaya, Radar Banjarmasin, Rakyat Sumbar, Persada Sastra, Swara Nasional, Ogan Ilir Ekspres, Bangka Belitung Pos, Harian Haluan, Medan Bisnis, Koran Madura, Mata Banua, Metro Riau, Ekspresi, Pos Bali, Bong-Ang, Hayati, MPA, Puailiggoubat, Suara NTB, Cakrawala, Fajar Sumatera, Jurnal Masterpoem Indonesia, dan Duta Selaparang.

    Puisi-puisi Kinanthi Anggraini terhimpun di dalam buku Mata Elang Biru (2014) dan Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018). Karya-karyanya juga diterbitkan dalam cukup banyak buku antologi bersama.

    Nama Kinanthi Anggraini tertulis dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.