Puisi: Kakawin Kawin (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Kakawin Kawin" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang memadukan elemen-elemen ritual pernikahan dengan gambaran alam dan emosi manusia.
Kakawin Kawin

Aku datang. Aku datang padamu.
Dengan pakaian pengantin.
Kujemput kau ke rumahmu
dan kubawa ke gereja.

Aku datang. Aku datang padamu.
Kubawa ke langit beledu.
Fajar pertama kaum wanita
kusingkapkan padamu dengan perkasa.

Maka hujan pun turun
karena hujan adalah rahmat
dan rahmat adalah bagi pengantin.
Angin jantan yang deras
menggosoki sekujur badan bumi
menyapu segala nasib yang malang.
Pohon-pohonan membungkuk
bamboo dan mahoni membungkuk
segala membungkuk bagi rahmat
dan rahmat hari ini
adalah bagi penganti.

Aku datang. Aku datang padamu.
Dan hujan membersihkan jalanan
Kuketuk pintu rumahmu
dan rahmat sarat dalam tanganku.
Kau gemetar menungguku
dengan baju pengantin hijau
dan sanggulmu penuh bunga.
Permata-permata yang gemerlapan di tubuhmu
bagai hatimu yang berdebar-debar
gemerlapan
menunggu kedatanganku.

Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:

Puisi "Kakawin Kawin" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang memadukan elemen-elemen ritual pernikahan dengan gambaran alam dan emosi manusia.

Simbolisme Pernikahan: Puisi ini menggambarkan sebuah pernikahan sebagai suatu peristiwa sakral yang dihormati. Pakaian pengantin, gereja, langit beledu, dan upacara pernikahan menjadi simbol-simbol dari komitmen dan persatuan antara dua individu.

Keindahan Alam: Dalam puisi ini, alam digambarkan sebagai saksi dan bagian dari peristiwa pernikahan. Hujan yang turun dianggap sebagai rahmat dan berkah bagi kedua pengantin, dan angin jantan yang deras menggambarkan kekuatan dan keberanian dalam menghadapi perubahan.

Ketegangan Emosional: Ada ketegangan emosional yang terasa dalam puisi ini, terutama pada pengantin perempuan yang gemetar menunggu kedatangan pengantin pria. Kecemasan dan antisipasi terhadap perubahan hidup yang besar tercermin dalam deskripsi permata-permata yang gemerlapan di tubuhnya dan hatinya yang berdebar-debar.

Pernikahan sebagai Transformasi: Puisi ini menggambarkan pernikahan sebagai sebuah perubahan besar dalam hidup seseorang. Dengan membawa pengantin perempuan ke gereja dan langit beledu, pengantin pria mengumumkan komitmennya untuk mengubah dan melindungi pasangannya dalam perjalanan hidup baru mereka bersama.

Keselarasan dan Keseimbangan: Meskipun ada ketegangan dan kecemasan, puisi ini juga menciptakan kesan keselarasan dan keseimbangan antara alam dan pernikahan. Hujan yang membersihkan jalanan dan angin yang menggosok bumi menggambarkan harmoni alam yang menyertai peristiwa penting ini.

Dengan demikian, puisi "Kakawin Kawin" karya W.S. Rendra bukan hanya sebuah deskripsi tentang pernikahan, tetapi juga sebuah refleksi tentang hubungan manusia dengan alam dan perubahan emosional yang dialami dalam momen-momen besar kehidupan.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Kakawin Kawin
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.