Puisi: Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat" karya Mustofa Bisri menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari dan memberikan refleksi tentang sejauh ...
Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat


Kalau kau sibuk berteori saja
Kapan kau sempat menikmati mempraktekkan teori?

Kalau kau sibuk menikmati praktek teori saja
Kapan kau sempat memanfaatkannya?

Kalau kau sibuk mencari penghidupan saja
Kapan kau sempat menikmati hidup?

Kalau kau sibuk menikmati hidup saja
Kapan kau hidup?

Kalau kau sibuk dengan kursimu saja
Kapan kau sempat memikirkan pantatmu?

Kalau kau sibuk memikirkan pantatmu saja
Kapan kau menyadari joroknya?

Kalau kau sibuk membodohi orang saja
Kapan kau sempat memanfaatkan kepandaianmu?

Kalau kau sibuk memanfaatkan kepandaianmu saja
Kapan orang lain memanfaatkannya?

Kalau kau sibuk pamer kepintaran saja
Kapan kau sempat membuktikan kepintaranmu?

Kalau kau sibuk membuktikan kepintaranmu saja
Kapan kau pintar?

Kalau kau sibuk mencela orang lain saja
Kapan kau sempat membuktikan cela-celanya?

Kalau kau sibuk membuktikan cela orang saja
Kapan kau menyadari celamu sendiri?

Kalau kau sibuk bertikai saja
Kapan kau sempat merenungi sebab pertikaian?

Kalau kau sibuk merenungi sebab pertikaian saja
Kapan kau akan menyadari sia-sianya?

Kalau kau sibuk bermain cinta saja
Kapan kau sempat merenungi arti cinta?

Kalau kau sibuk merenung arti cinta saja
Kapan kau bercinta?

Kalau kau sibuk berkhutbah saja
Kapan kau sempat menyadari kebijakan khutbah?

Kalau kau sibuk dengan kebijakan khutbah saja
Kapan kau akan mengamalkannya?

Kalau kau sibuk berdzikir saja
Kapan kau sempat menyadari keagungan yang kau dzikiri?

Kalau kau sibuk dengan keagungan yang kau dzikiri saja
Kapan kau 'kan mengenalnya?

Kalau kau sibuk berbicara saja
Kapan kau sempat memikirkan bicaramu?

Kalau kau sibuk memikirkan bicaramu saja
Kapan kau mengerti arti bicara?

Kalau kau sibuk mendendangkan puisi saja
Kapan kau sempat berpuisi?

Kalau kau sibuk berpuisi saja
Kapan kau akan memuisi?

Kalau kau sibuk dengan kulit saja
Kapan kau sempat menyentuh isinya?

Kalau kau sibuk menyentuh isinya saja
Kapan kau sampai intinya?

Kalau kau sibuk dengan intinya saja
Kapan kau memakrifatinya?

Kalau kau sibuk memakrifatinya saja
Kapan kau bersatu dengan-Nya?

"Kalau kau sibuk bertanya saja
Kapan kau mendengar jawaban!"


1987

Sumber: Horison (April, 1990)

Analisis Puisi:
Puisi "Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat" karya Mustofa Bisri menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari dan memberikan refleksi tentang sejauh mana seseorang terlibat dalam aktivitas-aktivitasnya.

Pertanyaan Filosofis dan Kritis: Puisi ini dipenuhi dengan pertanyaan filosofis yang mengajak pembaca untuk merenungkan prioritas dan urgensi dalam kehidupan. Penyair menyoroti bagaimana seseorang sering kali terjebak dalam rutinitas, tugas, dan aktivitas yang sibuk, sehingga lupa untuk merenung dan merasakan kehidupan itu sendiri.

Lapisan Makna: Setiap pasangan pertanyaan dalam puisi ini memiliki lapisan makna yang mendalam. Dalam banyak kasus, pertanyaan kedua mengeksplorasi makna lebih dalam atau konsekuensi dari aktivitas yang lebih praktis atau sibuk. Ini menciptakan struktur bertumpuk yang mengundang pembaca untuk merenungkan sudut pandang yang lebih dalam.

Kontras dan Pembandingan: Puisi ini menggunakan kontras dan pembandingan untuk menyoroti perbedaan antara tindakan dan pemahaman yang lebih mendalam. Penyair mengeksplorasi perbedaan antara sibuk berbicara dan benar-benar memikirkan apa yang diucapkan, antara sibuk dengan kulit dan menyentuh inti, atau antara sibuk bermain cinta dan merenungkan arti cinta.

Pesan Sentral: Pesan sentral dari puisi ini adalah mengajak pembaca untuk lebih sadar dan merenungkan makna dan tujuan di balik tindakan-tindakan sehari-hari. Puisi ini mengeksplorasi gagasan bahwa kehidupan memiliki dimensi spiritual dan filosofis yang sering terlupakan dalam kerumitan dunia modern yang serba cepat dan sibuk.

Kritik terhadap Ketidaksadaran: Puisi ini menyampaikan kritik terhadap ketidaksadaran kita tentang tindakan-tindakan yang kita lakukan sehari-hari dan bagaimana kita mungkin merasa sibuk tanpa merenungkan dampaknya pada diri kita dan dunia sekitar.

Pesan Akhir: Di baris terakhir, penyair menegaskan bahwa sering kali kita terlalu sibuk bertanya, tapi tidak pernah cukup mendengar jawaban. Ini mengingatkan kita untuk lebih mendengarkan dan memahami makna di balik pertanyaan kita.

Puisi "Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat" karya Mustofa Bisri adalah serangkaian pertanyaan filosofis yang mengajak pembaca untuk merenungkan arti dan urgensi di balik tindakan dan aktivitas sehari-hari kita. Ini adalah sebuah refleksi tentang kesadaran diri dan kebijaksanaan hidup.

Mustofa Bisri
Puisi: Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.