Puisi: Tuhanku Apatah Kekal? (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Tuhanku Apatah Kekal?" karya Amir Hamzah menggambarkan ketidakpastian dan perubahan dalam dunia, serta menciptakan ruang untuk ....
Tuhanku Apatah Kekal?


Tuhanku, suka dan ria
Gelak dan senyum
Tepuk dan lari
Semua lenyap, silam sekali.

Gelak bertukaran duka
Suka bersalinkan ratap
Kasih beralih cinta
Cinta pembawa wasangka ...

Junjunganku apatah kekal
Apatah tetap
Apatah tak bersalin rupa
Apatah baga sepanjang masa ...

Bunga layu disinari matahari
Mahluk berangkat menepati janji
Hijau langit bertukar mendung
Gelombang reda di tepi pantai.

Salangkan gagak beralih warna
Semerbak cempaka sekali hilang
Apatah lagi laguan kasih
Hilang semata tiada ketara ...

Tuhanku apatah kekal?


Sumber: Buah Rindu (1941)

Catatan:
Apatah: kata tanya untuk menanyakan sesuatu yang tidak memerlukan jawaban.

Analisis Puisi:
Puisi "Tuhanku Apatah Kekal?" adalah karya penyair Indonesia terkenal, Amir Hamzah. Puisi ini menggambarkan pertanyaan dan keraguan manusia terhadap keabadian Tuhan serta perubahan dalam kehidupan. Amir Hamzah dengan cermat menggambarkan dilema manusia yang mencari makna dalam keterbatasan pemahaman mereka.

Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini menciptakan suasana pertanyaan eksistensial tentang Tuhan dan kekekalan. Pertanyaan "Tuhanku apatah kekal?" mencerminkan ketidakpastian manusia tentang keabadian Tuhan dan apakah ada yang benar-benar kekal di dunia ini. Ini adalah pertanyaan yang mendalam dan universal yang sering muncul dalam refleksi manusia terhadap Tuhan dan makna hidup.

Perubahan dan Ketidakpastian: Puisi ini menyuarakan perubahan dan ketidakpastian dalam hidup manusia. Amir Hamzah menggunakan gambaran alam seperti bunga layu, hijau langit yang bertukar menjadi mendung, dan gelombang yang reda untuk menggambarkan sifat sesaat dan berubahnya dunia. Hal ini mencerminkan realitas bahwa segala sesuatu dalam dunia ini mengalami perubahan dan tidak abadi.

Dilema Manusia dan Tuhan: Puisi ini menggambarkan dilema manusia dalam mencari pemahaman tentang keabadian Tuhan. Perubahan-perubahan dalam alam dan kehidupan manusia menghadirkan pertanyaan tentang apakah ada yang benar-benar kekal dan abadi. Pencarian manusia akan arti dan makna kehidupan, khususnya dalam konteks keberadaan Tuhan, tercermin dalam pertanyaan "Tuhanku apatah kekal?"

Bahasa Metaforis: Amir Hamzah menggunakan bahasa metaforis dengan menghubungkan realitas alam dengan pertanyaan eksistensial manusia. Dia merangkai gambaran alam yang berubah dengan pertanyaan tentang Tuhan, menciptakan hubungan antara perubahan alam dan keraguan manusia terhadap keabadian Tuhan.

Amir Hamzah
Puisi: Tuhanku Apatah Kekal?
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.