Analisis Puisi:
Puisi "Ruang Tunggu" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan gambaran kegelisahan dan ketidakpastian dalam ruang tunggu sebuah klinik. Puisi ini menggambarkan perasaan seseorang yang merasa sakit dan datang ke dokter untuk mencari penyembuhan.
Puisi ini dimulai dengan gambaran seseorang yang merasakan sakit di pusat perutnya dan memutuskan untuk pergi ke dokter. Namun, ketika ia tiba di ruang tunggu, ia melihat bahwa tidak ada orang lain di sana. Bangku-bangku panjang yang kosong tidak mengundangnya untuk duduk, sehingga ia terus mondar-mandir menunggu dokter memanggilnya. Hal ini menciptakan suasana kesepian dan hampa dalam ruang tunggu.
Kemudian, penutur puisi mendengar suara yang sangat lirih dari kamar periksa. Suara tersebut adalah seseorang yang sedang menyanyikan beberapa ayat kitab suci yang sudah sangat dikenalnya. Namun, penutur puisi merasa takut dan ragu untuk mengikuti atau mengingatnya dengan jelas, mungkin karena ia masih ingin sembuh dari sakit yang dirasakannya.
Puisi ini mencerminkan perasaan kegelisahan, ketidakpastian, dan ketakutan seseorang dalam mencari penyembuhan dan menghadapi kondisi kesehatan yang tidak pasti. Ruang tunggu yang sepi dan suasana yang dirasakan oleh penutur puisi menciptakan gambaran ketidaknyamanan dan kehampaan. Pada akhirnya, puisi ini menyoroti perasaan manusia yang rentan dan mencari harapan dalam situasi yang sulit.
Secara keseluruhan, puisi "Ruang Tunggu" menghadirkan gambaran kegelisahan dan ketidakpastian dalam proses mencari penyembuhan. Sapardi Djoko Damono berhasil menggambarkan suasana ruang tunggu yang sepi dan hampa, serta menciptakan pemikiran tentang kondisi manusia yang mencari penyembuhan dan harapan di tengah kegelapan.
Karya: Sapardi Djoko Damono
Biodata Sapardi Djoko Damono:
- Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
- Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.