Puisi: Tiba-Tiba Malam Pun Risik (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Tiba-Tiba Malam Pun Risik" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan gambaran tentang kesendirian, kegelapan, dan penerimaan terhadap duka ...
Tiba-Tiba Malam Pun Risik

Tiba-tiba malam pun risik
beribu Bisik
Tiba-tiba engkau pun lengkap menerima
satu-satunya Duka

1967

Sumber: Mata Pisau (1974)

Analisis Puisi:

Puisi "Tiba-Tiba Malam Pun Risik" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya yang singkat namun padat dengan makna dan atmosfer yang kuat. Dalam beberapa baris, Damono berhasil mengekspresikan perasaan intens dan keadaan emosional yang menggugah.

Kesendirian Malam: Puisi ini membawa pembaca ke suasana malam yang gelap dan sunyi. Kata "risik" menggambarkan suara gemerisik yang mungkin terdengar di malam hari, menciptakan suasana yang gelap dan misterius. Malam dalam puisi ini menjadi metafora untuk kesendirian dan kehampaan.

Bisikan-Bisikan Misterius: Dengan menyebut "beribu Bisik," puisi ini menghadirkan elemen misteri dan ketidakpastian. Bisikan-bisikan tersebut mungkin melambangkan pikiran-pikiran gelap atau suara-suara yang mengganggu di dalam pikiran seseorang pada saat malam. Mereka mungkin merupakan representasi dari ketakutan, keraguan, atau kecemasan.

Penerimaan Terhadap Duka: Ketika malam dan bisikan-bisikan misterius datang, "engkau pun lengkap menerima / satu-satunya Duka." Dalam kegelapan malam, seseorang menerima dan menyadari kehadiran duka yang melingkupi hidupnya. Ini bisa mencerminkan kesadaran akan penderitaan dan kesedihan yang tak terhindarkan dalam kehidupan manusia.

Kesimpulan yang Singkat namun Kuat: Meskipun puisi ini hanya terdiri dari beberapa baris, ia mampu menggambarkan kondisi emosional yang kompleks dan mendalam. Damono menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk menggambarkan pengalaman manusia dalam menghadapi kesendirian, kegelapan, dan duka.

Makna Subjektif: Seperti banyak puisi, "Tiba-Tiba Malam Pun Risik" terbuka untuk beragam interpretasi. Setiap pembaca mungkin akan merespons puisi ini dengan cara yang berbeda-beda tergantung pada pengalaman dan persepsi pribadi mereka terhadap malam, bisikan, dan duka.

Secara keseluruhan, puisi ini menawarkan refleksi mendalam tentang kondisi manusia yang rentan dan kompleks. Dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat, Sapardi Djoko Damono menghadirkan gambaran tentang kesendirian, kegelapan, dan penerimaan terhadap duka dalam kehidupan manusia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Tiba-Tiba Malam Pun Risik
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.