Lingkok Kuwieng (AKA: Uruek Meuh atau Angkop Kuwieng)

Sejarah Lingkok Kuwieng || Peta Lingkok Kuwieng || Jalan Menuju Lingkok Kuwieng || Wisata Alam Lingkok Kuwieng || Jalan Menuju Lingkok Kuwieng Padang Tiji || Uruek Meuh Padang Tiji || Air Terjun Padang Tiji || Tempat Wisata Di Pidie ||
Seperti semua tempat unik lainnya, Lingkok Kuwieng juga memiliki sejarah tersendiri. Sejarah unik pertama terletak pada namanya, berdasarkan pendapat seorang yang bermukim di sana mengatakan, "Sebutoi jih awai tempat nyan kamoe khen Angkop Kuwieng, aleh paken aneuk mit laweut nyo ka dikhen Lingkok Kuwieng."

Kalimat tersebut kurang lebih berarti "Sebenarnya dahulu tempat itu kami menyebutnya Angkop Kuwieng, tapi entah kenapa anak jaman sekarang menyebutnya Lingkok kuwieng."

Arief, Muazzin, dan Bang Ahmad di Lingkok Kuwieng
Gua kuno yang terdapat di Lingkok Kuwieng
"air terjun di Lingkok Kuwieng"
Air Terjun yang terdapat di Lingkok Kuwieng
"bebatuan di lingkok kuwieng"
Bebatuan di Lingkok Kuwieng

Berdasar kesimpulan dari beberapa perbincangan lainnya dengan si bapak tersebut, kami juga dapat menyimpulkan bahwa dahulu tempat ini merupakan tempat orang mulia bermukim (Aulia/Ulama). Bahkan konon, ada suku primitif yang terakhir kali bermukim di sana (entah kapan itu).

Namun begitulah sejarah, terkadang kita bisa mengatakannya seperti sebuah kebenaran yang nyata. Dan memang benar, sejauh kalimat yang sudah saya tuliskan ini, semuanya adalah "kisah konon cerita" yang maknanya tidak dapat kami buktikan kebenarannya.

Kenalan Dengan Tokoh Cerita

Pemeran utama dari perjalanan kali ini adalah Arief Sigli, Bang ErDeKa, Muazzin, dan Endi Sang Pemandu jalan. Berikut ini adalah Foto Artis Pemeran Tersebut :

"Endi dan Arief dalam perjalanan ke lingkok kuwieng"
Kika : Endi dan Arief
"Bang RDK dan Arief di lingkok kuwieng"
Kika : Bang ErDeKa dan Arief Sigli
"Muazzin dan Arief di lingkok kuwieng"
Kika : Muazzin dan Ariefsigli

Mohon maaf kalau terlalu banyak foto saya yang ditampilkan (haha), dan mohon maaf juga kalau mengganggu penglihatan anda. Muka saya bukan hasil editan, tapi memang sudah jelek dari sononya (haha).

Tujuan Perjalanan ke Lingkok Kuwieng

Berdasarkan rapat yang kami adakan (Komunitas CybertStreet), kami berhasil menempatkan Lingkok kuwieng sebagai rujukan utama untuk tempat kemping yang rencananya akan kami adakan sebelum/menyambut Bulan Ramadhan jilid 2016.

Tempat tersebut nampak sangat indah di dalam Jepretan para penjelajah, sehingga kami mencoret beberapa daftar tempat lain, dan memfokuskan tempat ini.

Di luar dari beberapa kesepakatan, akhirnya dua orang terpaksa/terpilih menjadi wakil untuk melakukan Survey Lokasi. Dua orang yang kurang beruntung tersebut adalah, Bang ErDeKa dan Bang Arief Sigli (haha).

"Blogger di lingkok kuwieng"
Kika : Newbie dan Master

Perjalanan menuju Lingkok Kuwieng (8 Mei 2016)

Perjalanan dimulai dari Pusat Kota Banda Aceh menuju Kabupaten Pidie pada jam 08.00 WIB, jarak tempuh dengan kecepatan 60KM/Jam adalah sekitar 2-3 jam. Dan untuk cerita yang kami perankan ini, kami tiba di Padang Tiji sekitar jam 11.30 WIB (mungkin sedikit lebih).

Duduk manis di Halte Padang Tiji sekitar 10 Menit, menunggu sang pemandu jalan. Dan akhirnya resmi kami berangkat ke Lingkok Kuwieng pada jam 12.00 WIB. Dan di luar dari semua prediksi yang diciptakan prasangka otak kami, ternyata perjalanan ini lebih cocok untuk disebut Perjalanan Ekspedisi. Silahkan menerka sendiri betapa sulitnya perjalanan ini (Tolong untuk yang tidak tahu cara menerka, agar supaya jangan menerka, haha).

Terjal... Korban pertama dari perjalanan ini adalah Spion Kanan Kereta Serba Hitam milik Bang Arief Sigli (haha). Dan akibat musibah tersebut, akhirnya kami memilih makan bersama di tempat kejadian perkara.

"Terjalnya perjalanan ke lingkok kuwieng"
Kereta ini tanpa REM TANGAN, di bawahnya ditunggu oleh jurang menganga.
"Terjalnya perjalanan ke lingkok kuwieng"
Inilah Sang Korban Perjalanan
"istirahat dalam perjalanan ke lingkok kuwieng"
Istirahat sebelum melanjutkan perjalanan : Ariefsigli, Bang RKD, dan Muazzin.

Tiba Di Lingkok Kuwieng

Setelah perjuangan keras yang terjadi lembutnya waktu, akhirnya kami tiba di Lingkok kuwieng sekitar jam 13.00 WIB (kurang lebih). Dan seperti Cerita On The Street Lainnya, Acara Selfie dimulai :

"perjalanan ke lingkok kuwieng"

"tiba di lingkok kuwieng"

"tiba di lingkok kuwieng"

"tiba di lingkok kuwieng"

"tiba di lingkok kuwieng"

"tiba di lingkok kuwieng"

"Muazzin dan Arief di lingkok kuwieng"
Kika: Muazzin dan Arief Munandar

Perjalanan Pulang Dari Lingkok Kuwieng

Dengan alasan agar kami tidak terlalu larut untuk kembali ke Banda Aceh, akhirnya pada jam 15.00 WIB, kami memilih untuk mencari jalan pulang. Di dalam perjalanan pulang dari Lingkok Kuwieng, kami berhenti di salah satu tempat yang pemandangan pegunungan yang indah. Duduk manis sejenak, dan di sanalah saya menyadari ternyata saya mengalami dehidrasi yang aneh. Saya bahkan hampir menghabiskan 50 Gelas Botol AQUA besar (maaf ini hanya fiksi, haha).

"keindahan lingkok kuwieng"

"keindahan lingkok kuwieng"

Tiba Kembali Di Padang Tiji

Perjalanan berlanjut dan tiba kembali di Padang Tiji sekitar jam 17.00 WIB. Di sana kami berbincang sebentar dengan sang legenda di sana, Bang Baidarus dan Kawan-kawan. Perbincangan yang sangat manis namun tidak terlihat memiliki kesimpulan, hingga tibalah jam 18.30 WIB yang memanggil kami untuk pamit; melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh.

Perjalanan Pulang Ke Banda Aceh

Hal pertama yang terlihat aneh untuk terjadi adalah, sang ErDeKa disambut oleh karya seni pemikiran yang sedikit aneh, yaitu menantang Setan Penunggu Di Jembatan Seunapet (Tutue Seunapet). Dan oleh karena Si Arief Sigli otaknya memang sedikit miring ke kanan, akhirnya kami memutuskan berhenti di Seunapet untuk memusnahkan/membasmi sebatang rokok dan tentunya menghampiri tungguan sang penunggu.

Naas, batang telah habis, namun setan mengecewakan kedatangan kami (Alhamdulillah, haha). Berangkat dari sana, kami memiliki keanehan kedua, yaitu Bang ErDeKa yang tidak tidur semenjak SEHARI-SEMALAM memilih tidur di belakang kereta yang sedang melaju. Dan Wow, tenang, tidak terjadi apapun yang anda harapkan, haha (walau sempat terjadi Wake-and-wake berkali-kali, haha).

Tiba di Banda Aceh

Sekitar jam 21.00 WIB, tibalah kembali di Kota Bising, Banda Aceh. Saya mengantar Bang ErDeKa ke Istana Inspirasinya, lalu memilih pulang untuk istirahat sebagai balasan untuk hari yang melelahkan. Tidak ada pagi untuk hari ini, saya bangun pada jam 15.00 WIB.

Hal tersebut bukan bukti bahwa saya seorang pemalas yang suka tidur, tapi itu bukti bahwa saya benar-benar lelah. Dan bangun dari tidur pun ternyata membuat saya menyesal telah memilih bangun, karena seluruh badan terasa pegel (tidak linu). Huft... sungguh terlalu...

Penutup:

Perjalanan ini menyisakan Kaki Bang ErDeKa yang terkilir, Jempol Arief Sigli yang sedikit terkilir, SPION kanan Kereta Pecah (namun masih untung, karena bukan Spion Kiri, haha), dan beberapa keretakan di dalam hati karena kerumitan jalan yang terlanjur kami tempuh. Namun itu bukan akhir dari sempurnanya hari yang harus kami tinggalkan, karena selanjutnya akan ada keindahan alam yang mungkin saja menanti.

"keindahan lingkok kuwieng"

"keindahan lingkok kuwieng"

"keindahan lingkok kuwieng"

"keindahan lingkok kuwieng"

"keindahan lingkok kuwieng"

"keindahan lingkok kuwieng"

"keindahan lingkok kuwieng"

© Sepenuhnya. All rights reserved.