Jiwa
Senyawa dengan alunan suara merdu irama nada,
Tertata menurut kehendak Sang pencipta...
Bergulir tanpa memaksa,
Mengalir kemana saja arah rasa akan membawanya...
Jiwa...
Tak satupun yang mampu menjangkaunya,
Kecuali Sang Kuasa.
Bersemayam dalam raga mahkluk-makhluk ciptaan-Nya,
Memberi warna dan kuasa menurut kapasitasnya.
Jiwa...
Suatu saat kan terpisah dari raga,
Entah kemana setelah itu adanya.
Rahasia yang akan terbuka setelah kematian menghampirinya,
Dan akan kembali dipersatukan setelah semesta tidak lagi ada.
Jiwa...
Mari bersama memupuk suka cita,
Melupa realita jalan hidup gelap gulita.
Menata kembali petaka duka serakan kaca,
Menghamba dengan kesungguhan nyata sampai akhir masa.
Senyawa dengan alunan suara merdu irama nada,
Tertata menurut kehendak Sang pencipta...
Bergulir tanpa memaksa,
Mengalir kemana saja arah rasa akan membawanya...
Jiwa...
Tak satupun yang mampu menjangkaunya,
Kecuali Sang Kuasa.
Bersemayam dalam raga mahkluk-makhluk ciptaan-Nya,
Memberi warna dan kuasa menurut kapasitasnya.
Jiwa...
Suatu saat kan terpisah dari raga,
Entah kemana setelah itu adanya.
Rahasia yang akan terbuka setelah kematian menghampirinya,
Dan akan kembali dipersatukan setelah semesta tidak lagi ada.
Jiwa...
Mari bersama memupuk suka cita,
Melupa realita jalan hidup gelap gulita.
Menata kembali petaka duka serakan kaca,
Menghamba dengan kesungguhan nyata sampai akhir masa.
Puisi: Jiwa
Oleh: Ajie
Oleh: Ajie