Puisi: Sendiri (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Sendiri" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kesepian dan kehampaan hidup seseorang, terutama dalam suasana ....
Sendiri

Hidup tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia mencekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya

Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya

Bahaya dari tiap sudut, mendekat juga
Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama

Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!

Februari, 1943

Sumber: Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Sendiri" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kesepian dan kehampaan hidup seseorang, terutama dalam suasana malam yang menakutkan dan penuh ketakutan. Puisi ini mengandung tema kesepian, ketakutan, dan perenungan diri.

Perasaan Kesepian: Puisi ini menggambarkan perasaan kesepian yang mendalam dalam hidup seseorang. Hidup terasa hampa dan sunyi tanpa kehadiran orang lain. Malam memberikan kesan gelap dan menakutkan, seakan menyebabkan kesepian semakin terasa.

Ketakutan dalam Sunyi: Suasana malam yang sunyi dan gelap mengundang rasa takut. Puisi ini mencerminkan ketakutan seseorang dalam menghadapi kesunyian yang menyelimuti kamarnya. Hampa dan ketakutan menjadi perasaan yang saling melengkapi, menciptakan suasana yang mencekik.

Pergulatan Dalam Diri: Penyair menggambarkan pergulatan dalam diri, di mana ada perasaan benci dan keinginan untuk menjauh dari kehidupan dan pergaulan dengan orang lain. Rasa terasing dan terasingkan dari hubungan dengan perempuan menjadi bagian dari kehampaan dan ketidaknyamanan.

Bahaya dan Ketakutan: Dalam suasana kesepian dan ketakutan, bahaya dianggap mengancam dari berbagai sudut. Penyair merenungkan betapa menakutkannya hidup dalam kondisi seperti itu dan merasa terjebak dalam ketakutan yang tidak berkesudahan.

Panggilan "Ibu": Pada akhir puisi, suasana mendadak berubah saat penyair mendengar panggilan "Ibu". Panggilan ini menyentuh hatinya dan membuatnya terduduk. Nama "Ibu" menghadirkan perasaan lemah dan haru, menunjukkan keinginan untuk kembali mencari kedamaian dan kasih sayang.

Puisi "Sendiri" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan kesepian, ketakutan, dan kehampaan dalam hidup seseorang. Malam menjadi simbol dari kegelapan dan ketakutan, sementara panggilan "Ibu" menghadirkan perasaan haru dan ingin kembali mencari kedamaian. Puisi ini mencerminkan perenungan yang mendalam tentang makna hidup dan pentingnya memiliki kedekatan dengan orang-orang yang dicintai.

Chairil Anwar
Puisi: Sendiri
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.