Puisi: Senja di Pelabuhan Kecil (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" karya Chairil Anwar adalah ungkapan perasaan kesepian dan kehampaan seorang individu yang berada di sebuah ....
Senja di Pelabuhan Kecil
buat Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang; rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946

Sumber: Deru Campur Debu (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" karya Chairil Anwar adalah ungkapan perasaan kesepian dan kehampaan seorang individu yang berada di sebuah pelabuhan kecil saat senja tiba. Puisi ini mengekspresikan kekosongan dan perasaan tidak diinginkan yang dirasakan oleh si penyair di tengah pemandangan senja yang kelam.

Kesepian dan Kecewa: Puisi ini dimulai dengan pernyataan bahwa tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, tiang, temali, kapal, atau perahu di pelabuhan. Hal ini mencerminkan kekosongan dan kehampaan suasana pelabuhan, serta perasaan kesepian si penyair yang merasa tidak diinginkan dan tidak ada yang memperhatikan dirinya.

Perasaan Kelam: Penggambaran senja yang kelam dan gerimis yang mempercepat suasana menunjukkan perasaan tertekan dan muram yang dirasakan oleh si penyair. Elang yang menyinggung dengan sayapnya juga menambahkan elemen kesepian dan kesedihan dalam suasana pelabuhan.

Perjalanan Sendiri: Si penyair merasa berjalan menyisir semenanjung dengan harapan yang masih sangat tipis. Namun, ia menyadari bahwa perjalanannya tidak membawa harapan yang nyata, dan ia merasa sepi dengan sedikit harapan yang masih ada.

Pengalaman yang Terbatas: Si penyair menyadari bahwa ia berada di pelabuhan kecil, tepatnya di pantai keempat. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman hidupnya mungkin terbatas dan terjebak dalam kehampaan yang sama tanpa kemajuan atau perubahan yang signifikan.

Puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" karya Chairil Anwar adalah ungkapan perasaan kesepian, kekosongan, dan kehampaan seorang individu yang merenungkan kehidupannya di sebuah pelabuhan kecil saat senja tiba. Penggambaran suasana yang kelam dan kecewa mencerminkan perasaan tertekan dan kesedihan dalam suasana pelabuhan. Si penyair merasa sendiri dan pengalaman hidupnya mungkin terbatas, tanpa adanya harapan yang nyata untuk perubahan atau kemajuan.

Chairil Anwar
Puisi: Senja di Pelabuhan Kecil
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.