Puisi: Dalam Kereta (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Dalam Kereta" karya Chairil Anwar menggambarkan perasaan penyair dalam perjalanan kereta.
Dalam Kereta

Dalam kereta.
Hujan menebal jendela

Semarang, Solo..., makin dekat saja
Menangkup senja.

Menguak purnama.
Caya menyayat mulut dan mata.
Menjengking kereta. Menjengking jiwa,

Sayatan terus ke dada.

15 Maret 1944

Sumber: Aku Ini Binatang Jalang (1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Dalam Kereta" karya Chairil Anwar adalah contoh nyata puisi modern Indonesia yang menggambarkan perasaan seseorang dalam suatu perjalanan kereta.

Judul Puisi: Judul "Dalam Kereta" memberikan petunjuk tentang latar tempat cerita dalam puisi. Ini adalah permulaan yang menarik untuk pembaca karena langsung membawa mereka ke dalam suasana yang sedang dialami oleh penyair.

Penggunaan Bahasa: Chairil Anwar dikenal dengan penggunaan bahasa yang sederhana tetapi sangat kuat dalam puisinya. Puisi ini tidak terkecuali, dengan kata-kata yang sederhana namun mengandung makna mendalam.

Penggambaran Hujan: Hujan yang menebal di jendela kereta adalah gambaran visual yang kuat dan memberikan nuansa romantis serta misterius pada puisi. Ini juga menciptakan kontras antara suasana luar dan dalam kereta.

Rute Perjalanan: Penyair menyebutkan kota-kota seperti Semarang dan Solo, menunjukkan bahwa kereta tersebut sedang melewati rute yang melewati kota-kota tersebut. Hal ini memberikan detail tentang lokasi dan perjalanan dalam puisi.

Senja dan Purnama: Kata-kata seperti "senja" dan "purnama" adalah gambaran tentang waktu dan suasana. Senja menciptakan nuansa penutupan hari, sementara purnama menambahkan elemen keindahan dan kemungkinan romantisme dalam puisi.

Makna Lainnya: Puisi ini dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara, tergantung pada sudut pandang pembaca. Ada elemen kesepian dan introspeksi dalam puisi ini, serta perasaan yang mendalam dan kadang-kadang sulit dipahami.

Struktur Puisi: Puisi ini memiliki struktur yang singkat dengan hanya empat bait dengan baris yang tidak teratur. Namun, struktur ini sangat efektif dalam menggambarkan suasana dan perasaan yang ingin disampaikan oleh penyair.

Ekspresi Emosi: Dalam puisi ini, terdapat ekspresi emosi yang kuat, terutama dalam baris terakhir yang menggambarkan "sayatan terus ke dada." Ini menciptakan kesan perasaan mendalam dan terkadang penuh rasa sakit.

Puisi "Dalam Kereta" adalah karya yang singkat namun kuat yang menggambarkan perasaan penyair dalam perjalanan kereta. Puisi ini adalah contoh bagus dari karya Chairil Anwar yang mencerminkan gaya sastra modern Indonesia pada masanya.

Chairil Anwar
Puisi: Dalam Kereta
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.