Puisi: Terbaring (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Terbaring" bukan hanya menciptakan gambaran tentang keterbatasan fisik dan sakit, tetapi juga mengangkat tema kebebasan pikiran, keindahan ...
Terbaring


Kalau aku terbaring sakit seperti ini
suka kubayangkan ada selembar daun tua
kena angin dan lepas dari tangkainya
melayang ke sana ke mari tanpa tenaga.

Kalau aku terbaring sakit seperti ini
suka kubayangkan kalian nun di Bukit sana
berebut menangkap daun yang melayang-layang itu
dan penuh rindu menciumnya berulang kali.


Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Terbaring" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan perasaan dan pemikiran seorang individu yang terbaring sakit. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, penyair menciptakan suasana yang mengundang pembaca untuk merenungkan keadaan dan perasaan yang terkandung di dalam puisi ini.

Ketidakberdayaan dan Keterbatasan: Penyair menciptakan gambaran ketidakberdayaan dan keterbatasan melalui penggambaran dirinya yang terbaring sakit. Bahkan dalam kondisi sakit, imajinasi dan daya pikirnya tetap aktif, seperti terlihat dari bayangan daun tua yang melayang tanpa tenaga. Hal ini menggambarkan bahwa meskipun fisik terbatas, pikiran dan imajinasi tetap bebas dan meluas.

Simbolisme Daun Tua: Selembar daun tua yang kena angin dan lepas dari tangkainya menjadi simbol kebebasan dan ketidakkekalan. Daun tua yang terbang bebas menciptakan gambaran kehidupan yang melampaui batasan fisik dan kematian. Simbol ini juga dapat diartikan sebagai perpindahan atau pembebasan roh dari tubuh yang sakit.

Keterkaitan dengan Alam dan Keindahan: Penggambaran kalian yang berada di Bukit dan berebut menangkap daun tua menciptakan keterkaitan dengan alam dan keindahan. Bukit dan daun tua menjadi elemen-elemen yang menggambarkan kehidupan dan kebersamaan, bahkan dalam situasi sulit sekalipun. Pembaca diundang untuk merenungkan nilai keindahan yang muncul dari keterbatasan dan kesulitan.

Rindu dan Kemesraan: Sentuhan rindu dan kemesraan tercermin dari adegan pembacaan kalian yang penuh rindu mencium daun tersebut berulang kali. Meskipun dihadapkan pada keterbatasan dan penyakit, adanya rindu dan kebersamaan tetap menjadi hal yang berharga. Ini menciptakan nuansa kehangatan dan keintiman dalam kondisi sulit.

Kesan Romantis: Puisi ini memiliki kesan romantis dalam penggambaran rindu yang disertai dengan alam dan keindahan. Meskipun berbicara tentang sakit dan keterbatasan, penyair berhasil menciptakan atmosfer yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang.

Puisi "Terbaring" bukan hanya menciptakan gambaran tentang keterbatasan fisik dan sakit, tetapi juga mengangkat tema kebebasan pikiran, keindahan alam, dan kemesraan di tengah kesulitan. Sapardi Djoko Damono berhasil menyampaikan makna mendalam melalui kata-kata yang sederhana, memberikan nuansa kesederhanaan dan keindahan dalam kondisi yang sulit.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Terbaring
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.