Puisi: Elegi Nelayan Tua (Karya Idrus Tintin)

Puisi "Elegi Nelayan Tua" menyampaikan pesan emosional yang mendalam melalui gambaran kehidupan seorang nelayan tua yang berjuang dengan keras ....
Elegi Nelayan Tua

Lelaki tua itu tersengguk-sengguk di emper gubuk
Bulan layu rendah di langit
Air mulai surut
dan terlena digerogoti mimpi
Sebentar lagi subuh tiba
Inikah impian penghabisan seorang nelayan
Kaki dan tangan kaku dibelasah encok
Dada seperti terbakar batuk batuk batuk
Berteman dengan bulan dan air surut air pasang
Kokok ayam dan cicit murai
Menyambut pagi
Yang bukan lagi miliknya?
Panorama masa lalu tergambar di layar langit
dengan kail memancing ikan ikan ikan
sembilang tenggiri selar dingkis tamban jahan
ikan ikan ikan
pancing bubu belat kelong jala jaring
Selamat tinggal?
Encok yang datang marilah kamu
Batuk yang masuk teruskan jalanmu
ikan-ikan masa lalu
ikan-ikanku besok
Dan pertarungan akan berlanjut
terus!

Sumber: Burung Waktu (1990)

Analisis Puisi:

Puisi "Elegi Nelayan Tua" karya Idrus Tintin adalah sebuah penggambaran yang mendalam tentang kehidupan seorang nelayan tua yang sedang menghadapi masa-masa sulit dan kehilangan. Puisi ini menggambarkan perasaan nostalgia, kesendirian, dan pertarungan yang tak berkesudahan dalam kehidupan nelayan tersebut.

Tema Kehidupan dan Kehilangan: Puisi ini mengeksplorasi tema kehidupan dan kehilangan. Nelayan tua yang digambarkan dalam puisi ini menghadapi masa-masa sulit dan merenungkan tentang masa lalunya yang penuh dengan perjuangan dan keberanian. Dia kini menghadapi kehilangan fisik dan spiritual, diwakili oleh kaki dan tangan yang kaku, serta pertarungan dengan encok dan batuk.

Imaji Alam dan Nelayan: Penyair menggunakan gambaran alam dan kehidupan nelayan untuk memperkuat pesan puisi ini. Bulan layu, air surut, kokok ayam, dan cicit murai menciptakan gambaran tentang lingkungan di mana sang nelayan hidup. Ini juga menciptakan suasana yang melankolis dan tenang.

Simbolisme Ikan dan Alat Pancing: Ikan dan alat pancing menjadi simbol penting dalam puisi ini. Mereka mewakili kehidupan dan masa lalu sang nelayan, yang kini terancam oleh usia dan penyakit. Ikan-ikan masa lalu yang dipancing oleh sang nelayan menjadi simbol keberanian, keteguhan, dan pertarungan hidup yang kini telah berakhir.

Kesendirian dan Nostalgia: Puisi ini juga menyoroti perasaan kesendirian dan nostalgia sang nelayan. Dia merenungkan masa lalunya yang penuh dengan kenangan dan pertarungan, namun kini harus menghadapi kehidupan yang berbeda, yang dipenuhi dengan kesendirian dan kehilangan.

Pertarungan yang Tak Berkesudahan: Dengan menekankan bahwa pertarungan akan terus berlanjut, puisi ini menggambarkan bahwa kehidupan adalah perjalanan yang tak pernah berhenti. Meskipun sang nelayan tua menghadapi tantangan yang besar, semangatnya untuk bertahan dan terus melawan tidak padam.

Dengan demikian, puisi "Elegi Nelayan Tua" adalah sebuah puisi yang memperkuat pemahaman tentang kehidupan, pertarungan, dan keberanian dalam menghadapi masa-masa sulit. Idrus Tintin berhasil menyampaikan pesan emosional yang mendalam melalui gambaran kehidupan seorang nelayan tua yang berjuang dengan keras dalam menghadapi perubahan dan kehilangan.

Puisi Idrus Tintin
Puisi: Elegi Nelayan Tua
Karya: Idrus Tintin

Biodata Idrus Tintin:
  • Idrus Tintin (oleh sanak keluarga dan kawan-kawannya, biasa dipanggil Derus) lahir pada tanggal 10 November 1932 di Rengat, Riau.
  • Idrus Tintin meninggal dunia pada tanggal 14 Juli 2003 (usia 71 tahun) akibat penyakit stroke.
© Sepenuhnya. All rights reserved.