Analisis Puisi:
Puisi "Kita Saksikan" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah refleksi mendalam tentang hubungan manusia dengan alam dan waktu, serta perenungan akan kehilangan dan pencarian makna dalam kehidupan.
Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini menggambarkan kehadiran alam, seperti burung-burung yang melintas di udara dan awan-awan kecil di langit utara, sebagai bagian integral dari pengalaman manusia. Alam dipandang sebagai sesuatu yang indah dan ajaib yang sering kali terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Keheningan dan Ketenangan: Puisi ini menciptakan suasana keheningan dan ketenangan, di mana waktu dan cuaca menjadi senyap seketika. Hal ini menggambarkan momen-momen yang jarang terjadi di tengah kebisingan dan kesibukan manusia, di mana kehadiran alam membawa ketenangan yang mendalam.
Pencarian Makna: Penyair menyoroti bahwa dalam keadaan seperti itu, manusia kembali mengenal atau menemukan sesuatu yang telah lama terlupakan atau diabaikan. Mungkin ini adalah pencarian akan keindahan dan kebenaran yang lebih dalam, yang terkubur di antara rutinitas sehari-hari dan dunia maya yang sering kali mengalihkan perhatian.
Kumandang Kekal: Ekspresi "kumandang kekal" dalam puisi mengisyaratkan pada sesuatu yang abadi dan universal, seperti suara alam yang senantiasa hadir dan mengingatkan manusia akan keberadaannya. Suara ini menjadi simbol dari kekekalan dan keabadian alam, yang melekat pada kesadaran manusia.
Momen-Momen yang Hilang: Puisi ini juga menggambarkan momen-momen yang hilang dalam igauan manusia, yang mungkin terlewatkan atau dilupakan dalam keramaian dunia modern. Perenungan akan hal ini menyoroti pentingnya menghargai setiap momen dalam kehidupan, baik yang besar maupun yang kecil.
Puisi "Kita Saksikan" adalah sebuah puisi yang mempersembahkan refleksi tentang keindahan alam, ketenangan, pencarian makna, dan momen-momen yang hilang dalam kesibukan manusia. Dengan bahasa yang sederhana namun mendalam, Sapardi Djoko Damono mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam dan waktu, serta menghargai keajaiban yang ada di sekitar kita.
Karya: Sapardi Djoko Damono
Biodata Sapardi Djoko Damono:
- Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
- Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.