Puisi: Adat/Istiadat Cinta (Karya A. Munandar)

Puisi "Adat/Istiadat Cinta" karya A. Munandar menggambarkan perasaan kehilangan, kerinduan, dan ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan dalam ..
Adat/Istiadat Cinta

                Aku menutup mataku
meratapi sebuah bayang meraba lukaku
karena kenyataan selalu bertanya padaku
dimana dunia yang aku puja-puji itu?

2017

Analisis Puisi:
Puisi "Adat/Istiadat Cinta" karya A. Munandar adalah sebuah karya yang melukiskan perasaan kehilangan dan kerinduan yang mendalam. Dengan menggunakan bahasa sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas perasaan cinta dan harapan yang tidak selalu sesuai dengan kenyataan.

Kehilangan dan Kerinduan: Puisi ini dibuka dengan kalimat "Aku menutup mataku" yang menggambarkan pengarang sedang dalam momen refleksi dan introspeksi. Tindakan menutup mata bisa diartikan sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari dunia nyata dan merenung dalam diri sendiri. Penggunaan kata "meratapi" mengisyaratkan adanya kesedihan dan kehilangan yang dirasakan.

Bayangan dan Kenyataan: Baris selanjutnya, "meraba lukaku / karena kenyataan selalu bertanya padaku," mengekspresikan perasaan kebingungan antara bayangan dan kenyataan. Kata "meraba lukaku" bisa diartikan sebagai upaya untuk mengerti atau memahami rasa sakit yang dirasakan. Kemudian, "kenyataan selalu bertanya padaku" mencerminkan bagaimana realitas tidak selalu sejalan dengan harapan dan impian, dan kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang sulit dijawab.

Kerinduan akan Dunia yang Diharapkan: Pada bagian terakhir, "dimana dunia yang aku puja-puji itu?" menggambarkan rasa kerinduan yang dalam terhadap dunia yang diidam-idamkan. Kata "puja-puji" menunjukkan bahwa pengarang sangat mengagumi dunia tersebut, namun kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi. Kalimat ini juga bisa diartikan sebagai ungkapan kekecewaan atas ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.

Puisi "Adat/Istiadat Cinta" karya A. Munandar adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan kehilangan, kerinduan, dan ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan dalam konteks cinta. Melalui penggunaan kata-kata sederhana namun bermakna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas perasaan dan pikiran yang muncul dalam relasi antara harapan dan kenyataan.

A. Munandar
Puisi: Adat/Istiadat Cinta
Karya: A. Munandar
© Sepenuhnya. All rights reserved.