Puisi: Apa Penguasa Kira (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Apa Penguasa Kira" karya Wiji Thukul menegaskan bahwa perjuangan rakyat tidak akan berakhir, dan ingatan akan kekejaman penguasa akan tetap ...
Apa Penguasa Kira


Apa penguasa kira
rakyat hidup di hari ini saja

Apa penguasa kira
ingatan bisa dikubur
dan dibendung dengan moncong
tank

Apa penguasa kira
selamanya ia berkuasa
tidak!
tuntutan kita akan lebih panjang
umur
ketimbang usia penguasa

Derita rakyat selalu lebih tua
walau penguasa baru naik
mengganti penguasa lama

Umur derita rakyat
panjangnya sepanjang umur
peradaban

Umur penguasa mana
pernah melebihi tuanya umur batu
akik
yang dimuntahkan ledakan gunung
berapi?

Ingatan rakyat serupa bangunan
candi
kekejaman penguasa setiap jaman
terbaca di setiap sudut dan sisi
yang menjulang tinggi.


Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Apa Penguasa Kira" karya Wiji Thukul merupakan kritik terhadap penguasa dan sebuah pengingat akan keabadian perjuangan rakyat.

Kritik terhadap Penguasa: Puisi ini dengan tegas mengkritik penguasa atau rezim yang cenderung meremehkan kekuatan dan ingatan rakyat. Wiji Thukul mengejek pandangan sempit penguasa yang hanya memperhatikan kekuasaan mereka pada saat sekarang, tanpa memedulikan sejarah kekejaman mereka.

Kehidupan Rakyat Sebagai Pangkal Perubahan: Puisi ini menyoroti bahwa kehidupan rakyat tidak terbatas pada masa kini. Ingatan akan penderitaan dan penindasan selalu hidup dalam ingatan rakyat. Rakyat tidak bisa dipermalukan atau diabaikan sepanjang masa, dan perjuangan mereka akan terus berlanjut.

Perbandingan Umur: Dalam puisi ini, terdapat perbandingan antara umur penguasa dan umur derita rakyat. Wiji Thukul menyatakan bahwa umur penguasa cenderung singkat, sementara derita rakyat memiliki umur yang panjang dan terus berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Metafora Bangunan Candi: Penyair menggunakan metafora "bangunan candi" untuk menggambarkan ingatan rakyat tentang kekejaman penguasa. Bangunan candi adalah simbol keabadian dan keberlanjutan, yang mencerminkan bahwa ingatan akan kekejaman penguasa juga akan terus hidup.

Keberlanjutan Perjuangan: Puisi ini memberikan pesan tentang keberlanjutan perjuangan rakyat. Meskipun penguasa berubah, keinginan untuk keadilan dan kebebasan akan selalu hidup. Rakyat akan terus berjuang melawan penindasan, bahkan jika penguasa baru naik ke tampuk kekuasaan.

Puisi "Apa Penguasa Kira" karya Wiji Thukul adalah sebuah kritik tajam terhadap penguasa yang meremehkan ingatan dan perjuangan rakyat. Puisi ini menegaskan bahwa perjuangan rakyat tidak akan berakhir, dan ingatan akan kekejaman penguasa akan tetap hidup dalam sejarah mereka. Puisi ini menjadi sebuah pengingat akan kekuatan dan ketahanan perjuangan rakyat dalam menghadapi penindasan.

Wiji Thukul
Puisi: Apa Penguasa Kira
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.