Puisi: Dalam Kamar 6x7 Meter (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Dalam Kamar 6x7 Meter" karya Wiji Thukul adalah sebuah perwujudan semangat perjuangan dan keberanian dalam menghadapi keterbatasan dan ...
Dalam Kamar 6x7 Meter

Mimpi-mimpi bagusku kubunuh dengan kenyataan
tinggal tubuh kurus kering dan cericit tikus
ketika kuterbaring tidur di tikar dan bantal
yang banyak bangsatnya
tak seluruh mimpi-mimpi itu sirna
tersisa juga yang sederhana:
alangkah bahagia aku andai sudah bisa beli
minyak tanah dan menyalakan lampu teplok
lalu membaca buku sampai malam larut dan menulis
alangkah bahagia aku andai sudah beli kompor
dan masak supermi ketika lapar
alangkah bahagia aku andai sudah bisa menggaji ibu
membeli baju baru bagi adik-adik ketika lebaran
rokok buat bapak dan lain-lain

Lapar memang memalukan!
(tiba-tiba aku mendengar jutaan nyawa saudaraku yang
karena lapar menjadi copet, lonte dan gelandangan
tiba-tiba aku merasa lebih kaya tinimbang mereka
rumah punya, nyewa tak apa
makan bisa hutang kiri-kanan
minum tersedia air sumur umum).

Justru hari inilah
ketika aku lapar sendiri dalam kamar 6x7 meter
di sini ini
aku bersyukur masih sempat nulis puisi.

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Dalam Kamar 6x7 Meter" merupakan karya dari Wiji Thukul, seorang penyair dan aktivis sosial yang dikenal karena karyanya yang penuh semangat dan kritik terhadap ketidakadilan sosial. Puisi ini menggambarkan kehidupan sehari-hari penulis dalam keterbatasan ruang dan keadaan ekonomi yang sulit. Meskipun menghadapi keterbatasan dan kesulitan, penulis menemukan keberanian dan semangat untuk tetap berusaha dan berkarya.

Keterbatasan Ruang dan Kondisi Sosial: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan keterbatasan fisik ruangan, di mana penulis tinggal dalam kamar berukuran 6x7 meter. Keterbatasan ruang ini mencerminkan kenyataan sosial yang sulit, di mana penulis harus berjuang untuk bertahan hidup dalam situasi yang serba terbatas. Kondisi sosial yang dihadapi penulis juga tercermin melalui gambaran tubuh kurus kering dan cericit tikus, menyoroti kesulitan dalam mencari kecukupan pangan dan kehidupan yang miskin.

Perjuangan Melawan Kenyataan: Meskipun penulis menghadapi kenyataan pahit dan keterbatasan ekonomi yang sulit, ia menunjukkan semangat perjuangan yang kuat. Ia membunuh mimpi-mimpi bagusnya dengan kenyataan, menunjukkan ketegasan dalam menghadapi realitas hidup yang tidak selalu indah. Meskipun mimpi-mimpi itu sirna, tetapi masih ada harapan dan keinginan sederhana untuk mencapai kebahagiaan, seperti memiliki minyak tanah untuk menyalakan lampu teplok dan dapat membaca dan menulis dengan nyaman di malam hari.

Bahagia dalam Kecukupan Sederhana: Puisi ini juga menyoroti bahagia dalam kecukupan sederhana. Penulis berharap bisa membeli minyak tanah dan kompor untuk memasak supermi ketika lapar. Bahagia baginya adalah bisa membeli kebutuhan pokok bagi keluarganya, seperti baju baru untuk adik-adik saat lebaran, rokok untuk bapak, dan lain-lain. Ia sadar bahwa lapar adalah sesuatu yang memalukan, dan perasaan ini membuatnya lebih menghargai apa yang dimilikinya.

Keberanian dalam Keterbatasan: Pada akhir puisi, penulis menemukan keberanian dan semangat untuk terus berkarya meskipun dalam keterbatasan. Ia merasa bersyukur masih bisa menulis puisi di kamar yang sempit dan terbatas ini. Puisi ini mencerminkan keberanian penulis dalam menghadapi situasi yang sulit dan menemukan cara untuk tetap berkarya dan menyuarakan isi hatinya.

Puisi "Dalam Kamar 6x7 Meter" karya Wiji Thukul adalah sebuah perwujudan semangat perjuangan dan keberanian dalam menghadapi keterbatasan dan kesulitan dalam hidup. Meskipun dihadapkan pada kenyataan yang sulit dan lingkungan yang terbatas, penulis menemukan kebahagiaan dalam kecukupan sederhana dan terus berkarya sebagai bentuk ekspresi dan perlawanan terhadap ketidakadilan sosial. Puisi ini mengajarkan kita untuk tetap kuat dan berani menghadapi tantangan dalam kehidupan serta menyadari nilai kecil dalam hal-hal sederhana yang sering terabaikan.

Puisi: Dalam Kamar 6x7 Meter
Puisi: Dalam Kamar 6x7 Meter
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.