Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)
Analisis Puisi:
Puisi "Dengan Apa Kutebus Anakku" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya yang sarat dengan pesan sosial dan penggambaran realitas pahit yang dihadapi oleh keluarga buruh. Puisi ini menyentuh berbagai aspek kehidupan mereka dalam konteks ekonomi yang keras dan pemerasan yang mereka alami.
Kelas Buruh yang Tidak Dihargai: Puisi ini dengan tegas menyoroti ketidakadilan sosial yang dihadapi oleh para buruh. Mereka bekerja keras, tetapi upah yang mereka terima sangatlah minim. Puisi menggambarkan betapa mereka terus diperlakukan sebagai komoditas yang dapat dieksploitasi untuk keuntungan ekonomi.
Kehadiran Bayi dalam Konteks Kesengsaraan: Kelahiran anak adalah momen penting dalam kehidupan keluarga. Namun, puisi ini menggambarkan kelahiran bayi dalam suasana yang sangat berbeda. Di rumah sakit yang murah, bayi mereka berada di antara bayi-bayi lain dalam kamar yang tidak nyaman.
Pengurbanan Buruh: Puisi ini menciptakan kontras antara perawat yang merasakan tugasnya sebagai pekerjaan biasa dan buruh yang harus mengorbankan waktu, tenaga, dan kesejahteraan mereka untuk menghasilkan uang guna merawat bayi mereka. Pengorbanan ini menjadi semacam "penebusan" atas keberadaan bayi tersebut di rumah sakit yang murah.
Keluhan atas Pemerasan: Dalam puisi ini, Wiji Thukul mengekspresikan rasa ketidakpuasan terhadap eksploitasi yang telah mereka alami selama bertahun-tahun. Pengorbanan mereka yang berkepanjangan tidak dihargai, dan puisi ini menjadi bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan ini.
Pesan Sosial: Puisi ini menciptakan kesadaran sosial tentang perlunya menghormati hak dan martabat buruh. Ini mengingatkan pembaca tentang perlunya perubahan dalam sistem ekonomi yang merampok buruh dari waktu, kesehatan, dan hak mereka.
Kekuatan Bahasa: Wiji Thukul menggunakan bahasa sederhana dan lugas untuk mengekspresikan perasaan dan realitas yang kompleks. Ini memungkinkan puisi ini mencapai banyak pembaca dengan pesannya yang kuat.
Puisi "Dengan Apa Kutebus Anakku" adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan realitas pahit yang dihadapi oleh keluarga buruh dalam konteks ekonomi yang tidak adil. Ini adalah pengingat kuat tentang perlunya menghormati hak dan martabat buruh serta perlunya perubahan dalam sistem sosial yang ada.
Karya: Wiji Thukul
Biodata Wiji Thukul:
- Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
- Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).