Kumpulan Puisi karya Wiji Thukul

Wiji Thukul adalah sosok penyair dan aktivis yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia sastra dan pergerakan sosial di Indonesia. Melalui puisi-puisinya yang puitis dan lirikal, serta aktivisme militan yang berani, Wiji Thukul telah menginspirasi banyak orang untuk berbicara tentang keadilan, hak asasi manusia, dan ketidaksetaraan.

Latar Belakang dan Pemikiran

Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah, tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan budaya dan aktivisme. Puisi-puisinya sering kali mencerminkan perjuangan rakyat kecil, kesenjangan sosial, dan kepedulian terhadap nasib buruh dan masyarakat marginal. Ia juga terkenal karena keberaniannya menyuarakan kritik terhadap rezim otoriter pada masa itu.

Puisi yang Menggugah

Karya-karya Wiji Thukul mengandung kekuatan untuk menggugah dan menginspirasi. Puisi-puisinya menghadirkan gambaran puitis tentang realitas sosial yang keras dan mengeksplorasi perasaan manusia yang terpinggirkan.

Aktivisme

Sebagai aktivis yang tegas, Wiji Thukul tidak hanya menyuarakan perasaannya dalam puisi, tetapi juga turut terlibat dalam aksi-aksi perlawanan dan pengorganisasian. Aktivisme politiknya melawan ketidakadilan dan penindasan oleh rezim otoriter membuatnya menjadi sosok yang kontroversial. Karena tekanan dari pemerintah, ia akhirnya harus hidup dalam pengasingan untuk melindungi diri dan keluarganya.

Misteri Hilangnya dan Warisan

Pada tahun 1998, Wiji Thukul menghilang secara misterius dan belum pernah ditemukan hingga saat ini. Meskipun fisiknya tidak ada, warisan sastra dan semangat perlawanannya tetap hidup. Karya-karyanya terus dihargai dan menginspirasi generasi muda untuk berbicara tentang keadilan dan hak asasi manusia.

Pengaruh dan Penghargaan

Wiji Thukul tetap menjadi simbol perlawanan dan keberanian. Karyanya dianugerahi berbagai penghargaan, termasuk Yap Thiam Hien Award pada tahun 2002.

Buku Puisi:

  • Puisi Pelo (Taman Budaya Surakarta, 1984);
  • Darman dan Lain-Lain (Taman Budaya Surakarta, 1984);
  • Mencari Tanah Lapang (Manus Amici, 1994);
  • Aku Ingin Jadi Peluru (Indonesia Tera, 2000);
  • Para Jendral Marah-Marah: kumpulan puisi Wiji Thukul dalam pelarian (Tempo, 2013);
  • Nyanyian Akar Rumput (Gramedia Pustaka Utama, 2014);
  • Widji Thukul: Aku Masih Utuh dan Kata-Kata Belum Binasa (Anak Hebat Indonesia, 2017);

Wiji Thukul

Wiji Thukul adalah penyair dan aktivis yang dengan penuh semangat membawa isu-isu sosial dan politik ke dalam puisinya. Melalui kata-kata yang indah dan perlawanan yang gigih, ia telah menggerakkan perubahan dan memberikan suara bagi yang tidak memiliki suara. Warisan sastra dan semangat perlawanannya terus memotivasi generasi untuk berbicara dan beraksi untuk perubahan sosial yang lebih baik.

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Wiji Thukul untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi karya Wiji Thukul

© Sepenuhnya. All rights reserved.