Puisi: Habis Cemasku (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Habis Cemasku" karya Wiji Thukul menggambarkan keadaan seorang individu yang telah kehilangan rasa takut dan siap untuk melawan.
Habis Cemasku


Habis cemasku
kau gilas
habis takutku
kau tindas

Kini padaku tinggal tenaga
mendidih!

Segala telah kau rampas
kau paksa aku tetap bodoh
miskin dan nelan ampas

Kini padaku tinggal tenaga
mengepal-ngepal
di jalan-jalan

Habis cemasku
kau gilas
habis takutku
kau tindas
aku masih tetap waras!


Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Habis Cemasku" karya Wiji Thukul adalah ekspresi dari perlawanan dan keberanian terhadap penindasan. Puisi ini menggambarkan keadaan seorang individu yang telah kehilangan rasa takut dan siap untuk melawan.

Pembebasan dari Ketakutan: Puisi ini menggambarkan pembebasan dari ketakutan sebagai langkah pertama dalam perjuangan melawan penindasan. Penyair merasa telah kehilangan rasa takutnya, yang sering digunakan oleh rezim otoriter untuk menjaga kendali.

Perasaan Kekuatan: Dalam puisi ini, penyair mengekspresikan perasaan kekuatan yang baru ditemukan. Meskipun cemas dan ketakutan telah habis, energi yang kuat dan penuh tekad muncul. Ini mencerminkan tekad individu untuk menghadapi penindasan dengan kepala tegak.

Penindasan yang Menghancurkan: Penyair menggambarkan pengaruh penindasan yang merusak, yang mencakup penindasan terhadap pemikiran kritis, kemiskinan, dan ketidaksetaraan. Hal ini tercermin dalam ungkapan "segala telah kau rampas."

Kritik terhadap Penguasa: Puisi ini mencerminkan kritik yang tajam terhadap penguasa yang menerapkan penindasan. Penyair menggambarkan penguasa sebagai sosok yang menggiling dan menindas rakyatnya.

Semangat Perlawanan: Meskipun terjadi penindasan, penyair menekankan bahwa mereka masih "tetap waras." Ini adalah panggilan untuk tetap tenang dan bijaksana dalam menghadapi penindasan serta untuk tetap mempertahankan martabat manusia.

Puisi "Habis Cemasku" menciptakan gambaran tentang perasaan pembebasan dari ketakutan dan pengembalian kekuatan di dalam individu yang siap untuk melawan penindasan. Puisi ini menginspirasi semangat perlawanan dan mengecam penguasa yang melaksanakan penindasan terhadap rakyatnya.

Wiji Thukul
Puisi: Habis Cemasku
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.