Puisi: Jakarta Simpang Siur (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Jakarta Simpang Siur" karya Wiji Thukul mencerminkan kondisi sosial dan politik yang sulit pada masanya, dengan menyoroti represi terhadap ....
Jakarta Simpang Siur


Jakarta simpang siur
ormas-ormas tiarap
tiap dengar berita
pasti ada aktivis ditangkap

telepon-telepon disadap
koran-koran disumbat
rakyat was-was dan pengap
diam-diam orang cari informasi

dari radio luar negeri
jangan percaya

pada berita mass media cetak
dan elektronika asing!
Penguasa berteriak-teriak setiap hari
Nasionalismenya mirip Nazi.


Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Jakarta Simpang Siur" karya Wiji Thukul adalah karya sastra yang mencerminkan ketidakpuasan terhadap pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru.

Tantangan Sosial dan Politik: Puisi ini mencerminkan kondisi sosial dan politik yang sulit pada masanya. Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, digambarkan sebagai tempat yang penuh ketidakpastian dan konflik.

Represi terhadap Aktivis: Penyair menggambarkan bagaimana pemerintah merespons ormas dan aktivis dengan keras. Aktivis seringkali ditangkap, dan ini menciptakan suasana ketakutan di kalangan mereka yang berani berbicara melawan penguasa.

Pengawasan Terhadap Media: Puisi ini juga menyoroti pengawasan media oleh pemerintah. Telepon disadap, dan koran-koran serta siaran radio yang independen dikontrol oleh penguasa. Ini menciptakan ketidakpercayaan terhadap berita dan informasi yang diberikan oleh media massa yang dikendalikan pemerintah.

Perlawanan Terhadap Propaganda Nasionalisme: Penyair mengecam penggunaan nasionalisme oleh penguasa sebagai alat untuk meredam oposisi dan mengendalikan masyarakat. Ia mengkritik penguasa yang memanfaatkan nasionalisme sebagai alat untuk menutupi represi dan tindakan sewenang-wenang mereka.

Perjuangan Melawan Represi: Meskipun suasana yang digambarkan dalam puisi ini kelam, ia juga mencerminkan semangat perjuangan. Rakyat tetap berusaha mencari informasi dan berbicara secara diam-diam tentang kondisi yang mereka hadapi. Ini adalah bentuk ketahanan terhadap represi pemerintah.

Puisi "Jakarta Simpang Siur" karya Wiji Thukul mencerminkan kondisi sosial dan politik yang sulit pada masanya, dengan menyoroti represi terhadap aktivis, pengawasan media, dan penyalahgunaan nasionalisme oleh penguasa. Puisi ini juga menggambarkan semangat perjuangan yang tetap hidup di kalangan rakyat untuk melawan represi dan ketidakadilan.

Wiji Thukul
Puisi: Jakarta Simpang Siur
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.