Puisi: Kado untuk Pengantin Baru (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Kado untuk Pengantin Baru" karya Wiji Thukul menciptakan perpaduan yang kuat antara unsur-unsur romantis dan pesan politik yang memukau.
Kado untuk Pengantin Baru


Pengantin baru
ini ada kado untukmu
seorang penyair
yang diburu-buru

Maaf aku mengganggu
malam bulan madumu
aku minta kamar satu
untuk membaringkan badanku

Pengantin baru
ini datang lagi tamu
seorang penyair
yang dikejar-kejar serdadu

Memang tak ada kenikmatan
di negri tanpa kemerdekaan
selamanya tak akan ada kemerdekaan
jika berbeda pendapat menjadi hantu

Pengantin baru
ini ada kado untukmu
seorang penyair yang dikejar-kejar
serdadu.


Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Kado untuk Pengantin Baru" karya Wiji Thukul menggabungkan unsur romantisme dengan pesan politik yang kuat. Dalam puisi ini, penyair hadir sebagai tamu yang membawa kado untuk pengantin baru, tetapi pesan yang ia sampaikan adalah pesan politik tentang kemerdekaan.

Pesan Politik Kemerdekaan: Puisi ini dengan jelas mengekspresikan pesan politik tentang pentingnya kemerdekaan. Penyair mengatakan bahwa tidak ada kenikmatan di negara tanpa kemerdekaan. Pesan ini menjadi lebih kuat karena Wiji Thukul hidup pada masa Orde Baru di Indonesia, di mana kebebasan berpendapat dan hak asasi manusia seringkali diabaikan.

Gabungan Romantisme dan Politik: Meskipun puisi ini memiliki pesan politik yang kuat, ia juga menciptakan suasana romantisme yang khas dalam sebuah pernikahan. Penggunaan kata-kata seperti "malam bulan madu" dan "pengantin baru" menciptakan citra romantis, tetapi kemudian dihadirkan dengan kontras pesan politik yang kuat, menunjukkan perasaan ganda penyair.

Penyair sebagai Pemberi Pesan: Penyair hadir dalam puisi sebagai orang yang memberi pesan, yang ingin menyampaikan pesannya kepada pengantin baru. Hal ini menunjukkan bahwa Wiji Thukul melihat pernikahan sebagai suatu momen penting dalam kehidupan yang juga dapat digunakan untuk menyuarakan pesan politiknya.

Ketidaksetujuan terhadap Represi: Puisi ini menciptakan citra serdadu yang mengejar-mengejar penyair sebagai pengkritik pemerintah. Ini mengekspresikan ketidaksetujuan penyair terhadap tindakan represif pemerintah terhadap para aktivis dan penyair.

Bahasa Sederhana: Wiji Thukul menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas dalam puisi ini, sehingga pesannya mudah dimengerti oleh pembaca. Gaya bahasanya yang langsung membantu menyampaikan pesan politiknya dengan jelas.

Puisi "Kado untuk Pengantin Baru" adalah sebuah karya yang menggabungkan romantisme dengan pesan politik tentang kemerdekaan. Wiji Thukul menggunakan momen pernikahan sebagai latar untuk menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap represi politik dan menegaskan pentingnya kemerdekaan dalam kehidupan masyarakat. Puisi ini menciptakan perpaduan yang kuat antara unsur-unsur romantis dan pesan politik yang memukau.

Wiji Thukul
Puisi: Kado untuk Pengantin Baru
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.