Puisi: Mata Tak Menanti (Karya A. Munandar)

Puisi "Mata Tak Menanti" karya A. Munandar mengajak pembaca untuk merenungkan tentang identitas, hubungan, dan harapan yang terkadang ....
Mata Tak Menanti

Mata tak menanti
pada sisi kata itu.
Jiwa tak bertali
pada hati mati itu.

Tapi hanya tapi
maka hanya maka.

        Masa tak berhenti
        pada malam tua itu.
        Doa tak meranti
        pada janji sepi itu.

        Dulu hanya dulu
        kini hanya kini.

Majas tak menari
pada kisah batu itu.
Jujur tak menangis
pada senyum manis itu.

Aku hanya aku
kamu hanya kamu.

2017

Analisis Puisi:
Puisi "Mata Tak Menanti" karya A. Munandar adalah sebuah karya yang singkat namun penuh dengan makna dan filosofi. Puisi ini menciptakan kedalaman melalui penggunaan kontras dan perbandingan dalam bahasa yang sederhana.

Kontras dan Perbandingan: Puisi ini mengandalkan kontras dan perbandingan untuk menggambarkan perasaan dan pemahaman yang diutarakan. Kontras antara kata-kata seperti "mata" dan "tak menanti," "jiwa" dan "hati mati," serta "masa" dan "malam tua" menggambarkan keadaan yang berlawanan atau perasaan yang bertentangan.

Pemisahan Diri: Puisi ini juga mengekspresikan pemisahan diri atau rasa individualitas melalui penggunaan repetisi "hanya." Hal ini menunjukkan bahwa setiap entitas memiliki eksistensinya sendiri, meskipun terhubung dengan yang lain.

Makna Mendalam: Meskipun puisi ini pendek, ia menyiratkan makna yang mendalam. Kata-kata seperti "doa tak meranti pada janji sepi," menggambarkan suatu perasaan bahwa doa atau harapan tidak selalu mendapatkan respons yang diinginkan, seperti janji yang ditinggalkan dan berakhir dalam kesepian.

Bahasa Sederhana: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana dan kalimat singkat, tetapi mampu menyampaikan makna yang dalam. Bahasa sederhana ini memungkinkan pembaca untuk merenungkan arti yang terkandung dalam setiap kata.

Refleksi tentang Identitas dan Hubungan:

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang identitas individu, hubungan, dan harapan yang terkadang tidak membuahkan hasil. Puisi ini juga menggarisbawahi bahwa meskipun terhubung dengan yang lain, setiap entitas memiliki keunikan dan eksistensi masing-masing.

Pesan Utama: Puisi "Mata Tak Menanti" menggambarkan perasaan pemisahan diri dan eksistensi individual melalui kontras dan perbandingan yang kuat. Puisi ini merenungkan tentang hubungan, harapan, dan ketidakpastian dalam kehidupan.

Puisi "Mata Tak Menanti" karya A. Munandar adalah karya singkat yang penuh makna. Melalui penggunaan bahasa sederhana, kontras, dan repetisi, puisi ini merenungkan tentang eksistensi individu, hubungan, dan harapan yang tak selalu mendapatkan respons yang diharapkan. Puisi ini mendorong pembaca untuk merenungkan makna yang mendalam di balik kata-kata sederhana.

Puisi: Mata Tak Menanti
Puisi: Mata Tak Menanti
Karya: A. Munandar
© Sepenuhnya. All rights reserved.