Puisi: Mendongkel Orang-Orang Pintar (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Mendongkel Orang-Orang Pintar" karya Wiji Thukul menegaskan bahwa dunia tidak bergerak hanya karena kata-kata, tetapi membutuhkan ....
Mendongkel Orang-Orang Pintar


kudongkel keluar
orang-orang pintar
dari dalam kepalaku

aku tak getar lagi
oleh mulut-mulut orang pintar
yang bersemangat ketika berbicara

dunia bergerak bukan karena omongan

para pembicara dalam ruang seminar
yang ucapannya dimuat
di halaman surat kabar
mungkin pembaca terkagum-kagum
tapi dunia tak bergerak
setelah surat-kabar itu dilipat

Kampung halaman, Solo, 8 september 1993

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Mendongkel Orang-Orang Pintar" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pandangan kritis terhadap pengaruh kata-kata dan tindakan yang sebenarnya tidak mampu menghasilkan perubahan nyata dalam dunia. Puisi ini mengungkapkan sikap skeptis terhadap retorika dan omong kosong yang seringkali menjadi bagian dari diskusi intelektual.

Pembedahan Pikiran: "Puisi Mendongkel Orang-Orang Pintar" menggambarkan proses "mendongkel keluar orang-orang pintar dari dalam kepalaku." Ini menciptakan citra pembedahan pikiran, di mana pemikiran-pemikiran dan konsep-konsep yang kompleks digali dan dieksplorasi. Tindakan ini bisa diartikan sebagai upaya untuk memeriksa, mengkritisi, atau bahkan melepaskan diri dari pengaruh orang-orang pintar dan gagasan-gagasan mereka.

Kehilangan Getaran Emosional: "Kudongkel keluar, orang-orang pintar, dari dalam kepalaku" menunjukkan perubahan emosi atau pengaruh yang sebelumnya ada di dalam pikiran. Namun, "aku tak getar lagi oleh mulut-mulut orang pintar yang bersemangat ketika berbicara" mengisyaratkan bahwa kehadiran orang-orang pintar atau retorika mereka tidak lagi mampu mempengaruhi emosi atau getaran batin sang penyair. Ini bisa menunjukkan perubahan sikap yang lebih skeptis terhadap kata-kata dan omong kosong yang tidak diikuti oleh tindakan konkret.

Skeptisisme Terhadap Retorika: "Dunia bergerak bukan karena omongan" adalah pernyataan penting dalam puisi ini. Ini menunjukkan pandangan kritis bahwa perubahan nyata dalam dunia tidak terjadi hanya karena kata-kata yang diucapkan. Ini bisa diartikan sebagai penolakan terhadap retorika kosong yang tidak diikuti oleh tindakan nyata atau perubahan positif dalam masyarakat.

Perbedaan antara Omong Kosong dan Tindakan Nyata: "Para pembicara dalam ruang seminar yang ucapannya dimuat di halaman surat kabar mungkin pembaca terkagum-kagum tapi dunia tak bergerak setelah surat-kabar itu dilipat." Puisi ini menyoroti perbedaan antara tindakan di dunia nyata dan retorika yang diucapkan dalam ruang-ruang akademis atau seminar. Meskipun kata-kata bisa mengagumkan, dunia tidak akan berubah jika tidak diikuti oleh langkah-langkah nyata dan tindakan konkret.

Puisi "Mendongkel Orang-Orang Pintar" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan pesan kritis terhadap retorika kosong dan omong kosong. Puisi ini menegaskan bahwa dunia tidak bergerak hanya karena kata-kata, tetapi membutuhkan tindakan nyata untuk menciptakan perubahan. Sikap skeptis terhadap pengaruh orang-orang pintar dan kesadaran akan pentingnya tindakan yang sesuai dengan kata-kata menjadi tema sentral dalam puisi ini.

Puisi Mendongkel Orang-Orang Pintar
Puisi: Mendongkel Orang-Orang Pintar
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.