Puisi: Peringatan (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Peringatan" karya Wiji Thukul menggambarkan hubungan antara penguasa dan rakyat, serta pentingnya mendengarkan suara rakyat dalam ....
Peringatan

jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
barangkali mereka putus asa.

kalau rakyat sembunyi
dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengar.

Bila rakyat tidak berani mengeluh
itu artinya sudah gawat
dan bila omongan penguasa
tidak boleh dibantah
kebenaran pasti terancam.

apabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
dituduh subversif dan mengganggu keamanan
maka hanya ada satu kata: lawan!

Solo, 1986

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Peringatan" karya Wiji Thukul adalah karya sastra yang menggambarkan hubungan antara penguasa dan rakyat, serta pentingnya mendengarkan suara rakyat dalam menjaga demokrasi dan kebenaran. Puisi ini mengajak kita untuk mempertimbangkan peran masyarakat dalam menyuarakan keprihatinan mereka dan bagaimana penguasa harus meresponsnya.

Pergi dan Putus Asa: Puisi ini dimulai dengan pernyataan bahwa jika rakyat pergi ketika penguasa berpidato, ini mungkin menunjukkan rasa putus asa di kalangan masyarakat. Mereka mungkin merasa bahwa pidato penguasa tidak memiliki relevansi atau tidak memperhatikan kepentingan mereka. Ini adalah panggilan kepada penguasa untuk memahami perasaan rakyat dan berkomunikasi dengan lebih baik.

Sembunyi dan Berbisik-Bisik: Penyair kemudian menggambarkan aksi rakyat yang sembunyi dan berbicara secara rahasia ketika mereka membicarakan masalah mereka sendiri. Ini mencerminkan kehati-hatian dan mungkin juga ketakutan di kalangan rakyat ketika berbicara tentang masalah yang mungkin tidak populer di mata penguasa. Puisi ini menekankan pentingnya penguasa mendengarkan suara-suara yang tidak terdengar terbuka.

Ketidakberanian Mengeluh: Penyair menjelaskan bahwa jika rakyat tidak berani mengeluh, ini adalah tanda bahaya. Ketidakberanian rakyat untuk menyuarakan keprihatinan mereka mungkin disebabkan oleh tekanan atau ketakutan akan konsekuensinya. Ini adalah panggilan kepada penguasa untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk berbicara tanpa takut.

Tantangan terhadap Kekuasaan: Puisi ini mencapai puncaknya dengan penyair yang menyatakan bahwa jika usul ditolak tanpa ditimbang dan kritik dibungkam tanpa alasan, maka satu-satunya kata adalah "lawan!" Ini adalah panggilan kepada rakyat untuk menantang kekuasaan yang otoriter dan tidak responsif terhadap aspirasi mereka.

Menghargai Kritik dan Demokrasi: Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai kritik dan pendapat berbeda dalam masyarakat yang demokratis. Penguasa harus mendengarkan suara rakyat dan memberikan tanggapan yang adil terhadap perasaan dan masalah mereka. Ketidakmampuan untuk melakukan ini dapat mengancam kebenaran dan keadilan.

Puisi "Peringatan" karya Wiji Thukul adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya hubungan antara penguasa dan rakyat, serta pentingnya mendengarkan suara rakyat dalam menjaga demokrasi dan keadilan. Puisi ini mengajak kita untuk lebih peduli terhadap hak rakyat untuk menyuarakan keprihatinan mereka dan untuk menghadapi ketidakadilan dan otoritarianisme.

Puisi Peringatan
Puisi: Peringatan
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.