Puisi: Dalam Doa (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Dalam Doa" karya Sapardi Djoko Damono mengajak pembaca untuk menenggelamkan diri dalam keheningan batin dan keindahan alam, sambil ...
Dalam Doa (1)

kupandang ke sana: Isyarat-isyarat dalam cahaya
kupandang semesta
ketika Engkau seketika memijar dalam Kata
terbantun menjelma gema. Malam sibuk di luar suara

kemudian daun bertahan pada tangkainya
ketika hujan tiba. Kudengar bumi sedia kala
tiada apa pun diantara Kita: dingin
semakin membara sewaktu berembus angin

Dalam Doa (2)

saat tiada pun tiada
aku berjalan (tiada –
gerakan, serasa
isyarat) Kita pun bertemu

sepasang Tiada
tersuling (tiada
gerakan, serasa
nikmat): Sepi meninggi.

Dalam Doa (3)

jejak-jejak Bunga selalu; betapa tergoda
kita untuk berburu, terjun
di antara raung warna
sebelum musim menanggalkan daun-daun

akan tersesat di mana kita
(terbujuk jejak-jejak Bunga) nantinya: atau
terjebak juga baying-bayang Cahaya
dalam nafsu kita yang risau

1968

Sumber: Hujan Bulan Juni (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Dalam Doa" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan serangkaian gambaran dan refleksi tentang hubungan antara manusia dan alam, serta pencarian spiritual dalam doa. Melalui bahasa yang simbolis dan gambaran yang kuat, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan kedalaman makna dan keindahan dalam kehidupan.

Tema Sentral

  1. Keterhubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini menyajikan gambaran tentang hubungan erat antara manusia dengan alam. Penyair mengamati isyarat-isyarat alam, seperti cahaya, hujan, dan daun, untuk menyampaikan pesan tentang kesatuan dan keberadaan bersama dalam alam semesta.
  2. Keheningan dan Kedalaman Batin: Puisi ini merenungkan keheningan dan kedalaman batin dalam doa dan kontemplasi. Saat penyair berjalan dalam keheningan, ia menemukan pertemuan dengan kekosongan dan keberadaan bersama dalam kesendirian.
  3. Keindahan Alam dan Spiritualitas: Penyair mengeksplorasi keindahan alam, seperti jejak-jejak bunga dan cahaya, sebagai simbol spiritualitas dan keajaiban dalam pencarian makna hidup. Pencarian ini terkadang menghadapi kebingungan dan keraguan, tetapi juga menyelami kekaguman akan keindahan yang ada di sekitar.

Gaya Bahasa dan Imaji

  1. Bahasa Simbolis: Puisi ini menggunakan bahasa yang simbolis untuk menyampaikan makna yang mendalam. Simbol-simbol alam, seperti cahaya, hujan, daun, dan bunga, digunakan untuk merujuk pada pengalaman spiritual dan kehidupan manusia.
  2. Imaji Kuat: Penyair menghadirkan imaji yang kuat melalui gambaran alam dan perenungan spiritual. Pembaca disuguhkan dengan gambaran cahaya yang memijar, daun yang bertahan saat hujan tiba, dan jejak-jejak bunga yang menggoda untuk diikuti.
  3. Tata Bahasa yang Kreatif: Struktur kalimat dalam puisi ini terkadang tidak konvensional, dengan pengulangan frasa "tiada" dan penggunaan tanda kurung untuk menyajikan pemikiran dan perasaan yang kompleks.
Puisi "Dalam Doa" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah perenungan tentang hubungan manusia dengan alam dan pencarian spiritual dalam doa. Dengan bahasa yang simbolis dan imaji yang kuat, penyair mengajak pembaca untuk menenggelamkan diri dalam keheningan batin dan keindahan alam, sambil merenungkan makna dan keajaiban kehidupan. Puisi ini menjadi sebuah pengalaman introspektif yang mendalam bagi pembaca yang membawanya.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Dalam Doa
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.