Puisi: Sikap (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Sikap" karya Wiji Thukul menyampaikan pesan tentang pentingnya sikap teguh dalam menghadapi penindasan.
Sikap


Maumu mulutmu bicara terus
tapi tuli telingamu tak mau mendengar

Maumu aku ini jadi pendengar terus
bisu

Kamu memang punya tank
tapi salah besar kamu
kalau karena itu
aku lantas manut

Andai benar
ada kehidupan lagi nanti
setelah kehidupan ini
maka aku kuceritakan kepada semua makhluk
bahwa sepanjang umurku dulu
telah kuletakkan rasa takut itu di tumitku
dan kuhabiskan hidupku
untuk menentangmu
hei penguasa zalim.


24 januari 1997

Sumber: Nyanyian Akar Rumput (2014)

Analisis Puisi:
Puisi "Sikap" karya Wiji Thukul adalah ungkapan perlawanan terhadap penguasa yang zalim dan otoriter. Dalam puisi ini, penyair menyampaikan pesan tentang pentingnya sikap teguh dalam menghadapi penindasan.

Sikap Teguh: Judul puisi ini, "Sikap," menyoroti pentingnya memiliki sikap teguh dan tidak tunduk terhadap penguasa yang zalim. Penyair menunjukkan ketegasan sikapnya dalam menghadapi penguasa dengan kata-kata "aku kuceritakan kepada semua makhluk bahwa sepanjang umurku dulu telah kuletakkan rasa takut itu di tumitku." Ini menggambarkan bahwa ia tidak takut dan siap untuk memberontak.

Tuli Telinga Penguasa: Puisi ini mencerminkan ketidakpedulian penguasa terhadap suara dan aspirasi rakyat. Meskipun penyair meminta agar penguasa mendengarkan, ia menggambarkan penguasa sebagai "tuli telingamu" yang tidak mau mendengar. Ini menunjukkan bahwa penguasa lebih memilih untuk tetap berkuasa dan menindas daripada mendengarkan suara rakyat.

Pemberontakan: Penyair menyatakan bahwa ia bersedia menjadi pendengar yang bisu untuk memberontak terhadap penguasa yang zalim. Ia menegaskan bahwa memiliki tank atau kekuasaan tidak akan membuatnya tunduk kepada penguasa. Hal ini menggambarkan tekadnya untuk melawan penindasan dengan segala cara yang ia miliki.

Pesan untuk Masa Depan: Puisi ini menyiratkan pesan bahwa penyair akan menceritakan pengalamannya kepada generasi-generasi berikutnya. Ia ingin mengajarkan kepada mereka arti pentingnya memiliki sikap teguh dalam menghadapi ketidakadilan dan penindasan.

Keberanian dan Perlawanan: Puisi "Sikap" adalah sebuah himbauan kepada pembaca untuk memiliki keberanian untuk berdiri melawan penguasa yang zalim. Penyair memperlihatkan bahwa ketegasan sikap dan perlawanan terhadap penindasan adalah tindakan mulia.

Puisi "Sikap" karya Wiji Thukul adalah sebuah ungkapan perlawanan dan sikap teguh dalam menghadapi penguasa yang zalim. Puisi ini memotivasi pembaca untuk tidak takut berbicara terbuka dan melawan penindasan demi keadilan dan kebebasan.

Wiji Thukul
Puisi: Sikap
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.