Puisi: Tentang Sebuah Gerakan (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Tentang Sebuah Gerakan" karya Wiji Thukul menggambarkan kerinduan dan pemikiran sosial tentang kebutuhan akan perubahan melalui sebuah gerakan.
Tentang Sebuah Gerakan


tadinya aku pengin bilang
aku butuh rumah
tapi lantas kuganti
dengan kalimat:
setiap orang butuh tanah
ingat: setiap orang!

aku berpikir tentang
sebuah gerakan
tapi mana mungkin
aku nuntut sendirian?

aku bukan orang suci
yang bisa hidup dari sekepal nasi
dan air sekendi
aku butuh celana dan baju
untuk menutup kemaluanku

aku berpikir tentang gerakan
tapi mana mungkin
kalau diam?

1989

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Tentang Sebuah Gerakan" karya Wiji Thukul menggambarkan kerinduan dan pemikiran sosial tentang kebutuhan akan perubahan melalui sebuah gerakan. Puisi ini menyoroti isu-isu sosial dan keadilan yang dihadapi oleh individu dan masyarakat.

Puisi ini dimulai dengan refleksi tentang kebutuhan akan rumah, tetapi penulis kemudian mengubahnya menjadi pengertian yang lebih luas. Setiap orang, tanpa terkecuali, membutuhkan tanah sebagai hak asasi manusia yang mendasar. Penggunaan kata "setiap orang" menekankan pentingnya solidaritas dan kesadaran akan kebutuhan bersama dalam meraih hak-hak dasar.

Dalam bait selanjutnya, pengarang berpikir tentang sebuah gerakan sebagai sarana untuk menghasilkan perubahan sosial yang diinginkan. Namun, penulis juga menyadari bahwa sulit untuk mencapai tujuan ini sendirian. Dia merenungkan keterbatasannya sebagai individu dalam menghadapi tantangan sosial yang kompleks.

Penulis mengakui bahwa dia bukanlah seorang yang suci atau yang bisa hidup dengan sedikit makanan dan air. Dia memiliki kebutuhan dasar seperti pakaian untuk menjaga martabat dan kehidupannya. Puisi ini menggarisbawahi bahwa kebutuhan material dan keadilan sosial adalah hal yang penting dalam perjuangan sosial.

Pada akhirnya, penulis merenungkan tentang kontradiksi antara berpikir tentang gerakan dan mempertimbangkan untuk tetap diam. Ini mencerminkan pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran individu yang ingin bergerak ke arah perubahan sosial. Apakah kita bisa menghasilkan perubahan dengan diam? Apakah gerakan itu harus dilakukan secara aktif?

Puisi ini memunculkan pemikiran yang mendalam tentang pentingnya gerakan sosial dan tantangan yang dihadapi dalam upaya untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Wiji Thukul, melalui puisinya, mengajak kita untuk merenungkan peran kita sebagai individu dalam gerakan sosial dan menunjukkan pentingnya solidaritas dalam mencapai tujuan bersama.

Karya puisi ini merupakan pengingat akan perjuangan dan kebutuhan untuk terus mempertimbangkan dan berkontribusi dalam gerakan sosial yang mengusahakan perubahan positif bagi masyarakat. Melalui kata-kata yang sederhana namun kuat, Wiji Thukul mengajak kita untuk berpikir kritis, berempati, dan bertindak dalam menghadapi ketidakadilan dan perubahan sosial.

Puisi: Tentang Sebuah Gerakan
Puisi: Tentang Sebuah Gerakan
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.