Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)
Analisis Puisi:
Puisi "Ujung Rambut Ujung Kuku" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya yang kuat yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan dan perlawanan terhadap penindasan. Puisi ini menciptakan gambaran tentang kekuatan suara rakyat dalam menghadapi tirani.
Eksplorasi Rasa Nyeri: Puisi ini menggambarkan rasa nyeri dan kekesalan yang mendalam. Pengulangan frasa "nyeri di tulang, berhari-hari" dan "bilur di punggung" menciptakan gambaran nyata tentang pengalaman fisik yang menyakitkan akibat tindakan atau penindasan yang mungkin dialami penyair.
Kontras Antara Nama dan Tindakan: Puisi ini menciptakan kontras tajam antara nama dan tindakan. Nama yang disebutkan dalam puisi tidak dijelaskan, tetapi mereka mewakili orang-orang yang bertanggung jawab atas tindakan penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Puisi ini mencoba untuk mencoreng dan mengotori nama-nama ini, menunjukkan ketidakpuasan dan kemarahan penyair terhadap mereka.
Suara Perlawanan: Dalam puisi ini, penyair dengan tegas menyatakan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan dan tidak dapat dibungkam oleh kekuasaan atau peluru. Puisi ini menekankan bahwa perlawanan akan terus berkobar, bahkan jika penguasa menggunakan kekuatan dan pidato retorika. Suara rakyat adalah kekuatan yang tak terbendung, dan penindasan tidak akan mampu memadamkannya.
Penggunaan Metafora: Penyair menggunakan metafora yang kuat untuk menyampaikan pesannya. Penggunaan "1.000 mobil pemadam kebakaran" dan "1.000 pengeras suara" adalah simbol dari upaya penguasa untuk meredam suara perlawanan. Namun, penyair dengan tegas menyatakan bahwa upaya tersebut akan gagal.
Puisi "Ujung Rambut Ujung Kuku" adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan penyair terhadap penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Puisi ini merayakan kekuatan suara rakyat dan mengingatkan kita akan pentingnya perlawanan terhadap ketidakadilan.
Karya: Wiji Thukul
Biodata Wiji Thukul:
- Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
- Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).