Puisi: Warung Kopi Yu Yen (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Warung Kopi Yu Yen" karya Wiji Thukul menggambarkan kehidupan sehari-hari dan budaya warung kopi di Indonesia.
Warung Kopi Yu Yen


"Mangga mampir mas!"
ngunjuk kopi napa jahe
sekul bothok napa oseng-oseng
nedhine
yen kebelet nguyuh
mang nguyuh ten mburi niku
yen kadhemen
mang kemulan
niki wonten kemul anyar
kemule saged ngentut
jenenge narti!


Semarang, Februari 1986

Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Warung Kopi Yu Yen" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dan budaya warung kopi di Indonesia.

Budaya Warung Kopi: Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana warung kopi tradisional di Indonesia. Warung kopi adalah tempat yang penting dalam budaya Indonesia, di mana orang berkumpul untuk minum kopi, makan ringan, dan berbincang-bincang. Penyair mengundang pembaca untuk "mampir mas" dan menikmati suasana hangat dan ramah di warung kopi Yu Yen.

Kehangatan dan Keseharian: Penyair merinci beberapa menu yang disajikan di warung kopi, seperti kopi napa jahe, sekul bothok napa oseng-oseng, dan lain-lain. Ini menciptakan gambaran tentang kehangatan dan keramaian warung kopi, tempat orang bertemu, berbicara, dan menikmati hidangan sederhana sehari-hari.

Makna dalam Keseharian: Puisi ini juga mengandung makna yang lebih dalam dalam keseharian. Saat penyair menyebutkan "nenek" atau "narti," mungkin merujuk pada tokoh-tokoh atau karakter-karakter yang ada dalam budaya warung kopi, yang bisa menjadi bahan pembicaraan dan cerita dalam percakapan sehari-hari.

Pesan Kehidupan Sederhana: Puisi ini mengingatkan kita tentang keindahan dalam hal-hal sederhana dalam hidup. Warung kopi Yu Yen adalah tempat di mana orang biasa berkumpul, tanpa embel-embel atau kesan mewah. Ini mengajarkan kita untuk menghargai momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari dan merenungkan nilai-nilai keramahan, kehangatan, dan kebersamaan.

Puisi "Warung Kopi Yu Yen" karya Wiji Thukul adalah penggambaran yang menghangatkan hati tentang kehidupan sehari-hari dan budaya warung kopi di Indonesia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai sederhana dalam hidup dan mengingatkan kita tentang keindahan dalam momen-momen kecil yang sering terlupakan.

Wiji Thukul
Puisi: Warung Kopi Yu Yen
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.