Puisi: Catatan Suram (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Catatan Suram" karya Wiji Thukul mengeksplorasi konsep kelemahan dan penindasan, dan mengajak kita untuk menjadi suara yang bersuara untuk ....
Catatan Suram


kucing hitam jalan pelan
meloncat turun dari atap
tiga orang muncul dalam gelap
sembunyi menggenggam besi

kucing hitam jalan pelan-pelan
diikuti bayang-bayang
ketika sampai di mulut gang
tiga orang menggeram
melepaskan pukulan

bulan disaput awan meremang
saksikan perayaan kemiskinan
daging kucing pindah
ke perut orang!

Solo, 1987

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Catatan Suram" oleh Wiji Thukul adalah sebuah karya sastra yang menyentuh hati yang menggambarkan ketidakadilan dan penderitaan yang sering kali terjadi di masyarakat, terutama di kalangan yang kurang beruntung. Puisi ini menggunakan gambaran kucing hitam dan tiga orang untuk menggambarkan ketidakadilan sosial.

Kucing Hitam dan Ketidakadilan: Puisi dimulai dengan gambaran seorang kucing hitam yang berjalan pelan-pelan dan melompat turun dari atap. Kucing hitam ini mewakili mereka yang lemah dan rentan dalam masyarakat. Kehadiran tiga orang yang muncul dalam gelap menggambarkan penguasa atau pihak yang lebih kuat yang sering kali memanfaatkan kelemahan dan keterbatasan individu yang kurang beruntung.

Peristiwa Kekerasan Tersembunyi: Ketika kucing hitam mencapai mulut gang, tiga orang menggeram dan melepaskan pukulan. Hal ini menciptakan gambaran kekerasan yang tersembunyi dan sering kali tidak terlihat di masyarakat. Tindakan ini mencerminkan penindasan dan kekerasan terhadap kelompok yang kurang berdaya, yang sering kali menjadi korban dalam masyarakat.

Bulan dan Awan: Penyair menggunakan gambaran bulan yang disaput awan meremang sebagai latar belakang peristiwa ini. Ini adalah gambaran atmosfer yang suram dan gelap yang sesuai dengan suasana ketidakadilan dan penderitaan. Bulan yang disaput awan juga bisa diartikan sebagai saksi bisu terhadap peristiwa tersebut, mengingatkan kita bahwa seringkali ketidakadilan terjadi di bawah bayangan yang gelap.

Perayaan Kemiskinan: Penyair menggunakan ungkapan "saksikan perayaan kemiskinan" untuk menyoroti ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang memaksa orang-orang yang lemah untuk menjadi korban dalam masyarakat. Penderitaan dan kekerasan ini adalah "perayaan" yang mengerikan dari kemiskinan dan ketidaksetaraan.

Pesan Sosial: Puisi ini mencapai puncaknya dengan ungkapan "daging kucing pindah ke perut orang," yang menggambarkan bagaimana kelemahan dan ketidakberdayaan individu yang lemah sering kali dimanfaatkan oleh pihak yang lebih kuat. Pesan utama puisi ini adalah mengingatkan kita tentang ketidakadilan sosial yang sering terjadi dan mengajak kita untuk lebih peduli terhadap mereka yang kurang beruntung dalam masyarakat.

Puisi "Catatan Suram" karya Wiji Thukul adalah pengingat yang kuat tentang ketidakadilan sosial dan penderitaan yang sering kali tersembunyi di dalam masyarakat. Puisi ini mengeksplorasi konsep kelemahan dan penindasan, dan mengajak kita untuk menjadi suara yang bersuara untuk mereka yang tidak dapat bersuara sendiri.

Wiji Thukul
Puisi: Catatan Suram
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.