Puisi: Dukaku yang Risau (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Dukaku yang Risau" karya Ajip Rosidi menggambarkan perasaan dukacita, kerinduan, dan ketidakpastian. Melalui penggunaan gambaran alam, ....
Dukaku yang Risau


Berjalan, berjalan selagi di diri duka
bernapas lega menemu perempuan
kami berpandangan: lantas tahu
segalanya tinggal masa kenangan

Kami berjalan memutar danau
namun kutahu: dukaku yang risau
takkan mendapatkan pelabuhan aman
kecuali dalam pelukan penghabisan

kupandang matanya:
tak kukenal siapa pun juga

semuanya nanar
didindingi kabut samar


1954

Sumber: Jeram (1970)

Analisis Puisi:
Puisi "Dukaku yang Risau" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan dukacita, kerinduan, dan ketidakpastian. Melalui penggunaan gambaran alam, perumpamaan, dan ekspresi perasaan yang mendalam, penyair menghadirkan suasana perjalanan emosional dan kesedihan yang dalam.

Latar Belakang dan Tema: Puisi ini mengusung tema perasaan dukacita yang mendalam. Melalui kata-kata yang sederhana namun penuh makna, penyair mengeksplorasi perasaan risau dan kebingungan yang dirasakan oleh pelaku dalam puisi ini.

Gambaran Alam dan Ekspresi Perasaan: Puisi ini dimulai dengan gambaran perjalanan: "Berjalan, berjalan selagi di diri duka, bernapas lega menemu perempuan." Penggunaan gambaran perjalanan menggambarkan pergerakan fisik, namun juga menciptakan metafora bagi perjalanan emosional. Duka dan lega dalam bernapas merefleksikan variasi perasaan dalam perjalanan hidup.

Kerinduan dan Ketidakpastian: Baris selanjutnya, "Kami berjalan memutar danau, namun kutahu: dukaku yang risau, takkan mendapatkan pelabuhan aman, kecuali dalam pelukan penghabisan," menggambarkan rasa kerinduan dan ketidakpastian yang menghampiri pelaku. Pencarian akan tempat yang aman menjadi suatu simbol dari keinginan untuk menemukan kedamaian dan ketenangan dalam situasi yang sulit.

Kehilangan Identitas dan Kabut Samar: Baris terakhir puisi ini, "Kupandang matanya: tak kukenal siapa pun juga, semuanya nanar didindingi kabut samar," menyiratkan perasaan kebingungan dan hilangnya identitas. Kabut samar sebagai metafora bagi ketidakjelasan dan ketidakpastian. Ekspresi "tak kukenal siapa pun juga" mencerminkan perasaan terasing dan terpisah dari sekitarnya.

Gaya Penulisan: Gaya penulisan puisi ini mengandalkan kata-kata sederhana namun bermakna dalam mengungkapkan perasaan yang kompleks. Penggunaan pengulangan kata "berjalan" pada awal puisi memberikan ritme dan efek yang mendalam, sementara perumpamaan dan gambaran alam memberikan dimensi emosional dan simbolis.

Puisi "Dukaku yang Risau" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang mengeksplorasi perasaan dukacita, kerinduan, dan ketidakpastian. Melalui penggunaan gambaran alam, perumpamaan, dan ekspresi perasaan yang mendalam, penyair berhasil menghadirkan suasana perjalanan emosional yang kompleks dan menghadapkan pembaca pada pengalaman manusia yang universal.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Dukaku yang Risau
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.