Puisi: Ibunda (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Ibunda" karya Ajip Rosidi menggambarkan momen kelahiran seorang anak dan perasaan seorang ibu yang melahirkannya.
Ibunda


Ia terbujur
Bumi subur
Lembah-lembah dan gunung
Telentang tenang
Tangannya mengusap sayang
Perut mengandung.
Matanya nyalang
Langit-langit pun hilang
Karena langit penuh bintang
Dan pahlawan menyandang pedang
Naik kuda hitam zanggi
Adalah masa depan si-jabang
yang dalam rahim
menggeliat geli.
la memejam
Menahan nyeri.
Lalu terbayang
Bundanya tersenyum di ambang
"Tidakkah dahulu
Kusakiti juga bundaku?"
Keringat bermanik bening
Atas jidat, kening.
Ia mengerang
Dan malam yang lengang
Mendengar lantang
Teriakan si-jabang.


1961

Sumber: Jeram (1970)

Analisis Puisi:
Puisi "Ibunda" karya Ajip Rosidi menggambarkan momen kelahiran seorang anak dan perasaan seorang ibu yang melahirkannya. Puisi ini menggambarkan momen yang sangat pribadi dan penuh emosi, dengan cara yang sangat mendalam dan simbolis. Di bawah ini adalah analisis lebih mendalam dari puisi ini:

Gambaran Kelahiran: Puisi ini menggambarkan momen kelahiran seorang anak dengan kata-kata yang sangat kuat. Pada awalnya, "Ibunda" terbujur di bumi subur, menunjukkan momen kelahiran itu sendiri. Bahasa yang digunakan oleh penyair menciptakan gambaran yang nyata dan penuh perasaan tentang momen ini.

Hubungan Ibu dan Anak: Puisi ini menggambarkan hubungan khusus antara ibu dan anak yang baru lahir. Ibu mengusap dengan sayang, dan meskipun dia mungkin merasa sakit dan lelah, dia melihat anaknya dengan penuh kasih.

Simbolisme Bintang dan Pedang: Ada penggunaan simbolisme dalam puisi ini. Bintang-bintang di langit menggambarkan masa depan anak yang cerah dan penuh harapan. Sedangkan pedang yang disandang oleh pahlawan yang naik kuda hitam zanggi mungkin menggambarkan tantangan dan perjuangan yang akan dihadapi anak ini dalam hidupnya.

Rasa Sakit dan Pengorbanan Ibu: Puisi ini juga menggambarkan rasa sakit yang dirasakan oleh ibu saat melahirkan anaknya. Namun, rasa sakit ini diikuti oleh kebahagiaan yang luar biasa ketika ibu melihat anaknya. Ini menggambarkan pengorbanan dan cinta sejati seorang ibu untuk anaknya.

Dialog Dalam Mimpi: Bagian akhir puisi menggambarkan dialog yang mungkin terjadi dalam mimpi. Ibu bertanya apakah dia pernah menyakiti ibunya sendiri, yang menggambarkan rasa hormat dan penghargaan kepada ibunya. Ini menciptakan lapisan emosi dan kompleksitas dalam hubungan antara ibu dan anak.

Secara keseluruhan, "Ibunda" adalah sebuah puisi yang indah dan mendalam tentang momen kelahiran, cinta seorang ibu, pengorbanannya, dan harapan untuk masa depan anaknya. Puisi ini menggunakan bahasa dan gambaran yang kuat untuk menggambarkan perasaan dan emosi yang melibatkan momen ini, membuatnya menjadi sebuah karya seni yang sangat pribadi dan penuh makna.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Ibunda
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.