Puisi: Jalan Lempeng (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Jalan Lempeng" karya Ajip Rosidi menggambarkan perjalanan seorang individu yang yakin dan penuh keyakinan, melalui metafora burung gagak ...
Jalan Lempeng
Sebuah lukisan S. Soedjojono


Burung gagak, burung gagak! Biarkan dia berjalan!
Biarkan dia berjalan, membungkuk pada keyakinannya
Bertolak dari bumi kehidupan lampau, begitu ia melangkah
Pasti dan yakin. Karena ada mimpi di balik gunung itu:
Lembah hijau hidup segar. Karena di sini batu mencair
Gurun mati. Tandus dan sepi.

Burung gagak, biarkan dia berjalan. Di ruas-ruas langkahnya
Menyala dendam pada bumi lampau. Di dadanya padat kesumat
Pada dunia kehidupan yang mati di sini.

Burung gagak, sampaikan salamku padanya. Salam bagi
Yang sudah melangkah atas keyakinan. Salam bagi
Yang sudah berani bikin perhitungan tandas sekali.

Gunung-gunung yang membatu, gersang dan kering,
kan takluk pada tapaknya.
Satu demi satu kan dilewatinya. Ia terjang dunia mati.

Burung gagak, kini ia berjalan. Melangkah dengan gagah
Ia tahu di balik gunung ada mimpi, ada lembah
Tidak cair meleleh seperti bumi yang menggolak ini.
Semua kan tunduk kepadaNya.
Semua kan menyerah pada langkahnya. Karena ia berjalan
Atas keyakinan.

Biarkan dia berjalan!

Gunung dari lembah sana, gaung dari mimpi diri.
Burung gagak, ia dengar nyanyi itu. Dan ia menuju ke situ.

Pohon-pohon mati dan sepi. Padang pun mati dan sepi.
Batu-batu mencongak ngeri, tajam dan mengancam.
Tapi ia melangkah menuju lembah-lembah mimpi.

Ia sendirian. Batu-batu dan alam geram.
Gunung mendinding di ujung. Langit pun kan menerkam.
Dan ia melangkah dengan pasti: Batu cair jadi beku.

Langit pun jadi membiru, mengucapkan selamat jalan
Menempuh kehidupan.

Burung gagak, burung gagak, biarkan dia berjalan
Sampaikan salam yang erat dan hangat. Ia yang yakin
Ada mimpi di balik gunung batu, ada lembah hijau dan lembut
Kehidupan tenang, sawah-ladang, padang rumput....

Jangan kau ganggu!


1955

Sumber: Jeram (1970)

Analisis Puisi:
Puisi "Jalan Lempeng" karya Ajip Rosidi menggambarkan perjalanan seorang individu yang yakin dan penuh keyakinan, melalui metafora burung gagak yang berjalan menuju lembah mimpi. Analisis terhadap puisi ini membuka berbagai lapisan makna, dari keyakinan pribadi hingga perlawanan terhadap ketidakpastian hidup.

Burung Gagak sebagai Metafora Keberanian: Pada awal puisi, burung gagak diibaratkan sebagai simbol keberanian dan keyakinan. Meskipun disebutkan bahwa burung tersebut berjalan, yang bertentangan dengan karakteristik alaminya yang terbang, ini menciptakan gambaran bahwa ia dengan sengaja memilih jalan kaki, melangkah dengan keberanian dan keyakinan penuh.

Keyakinan akan Mimpi di Balik Gunung: Puisi menciptakan imaji tentang mimpi yang menunggu di balik gunung. Leitmotif ini mencerminkan harapan, cita-cita, dan keyakinan akan sesuatu yang lebih baik di masa depan. Burung gagak sebagai pelaku perjalanan ini meyakini bahwa di balik tantangan dan kesulitan, ada kehidupan yang lebih baik.

Kontras Antara Dunia Mati dan Hidup: Kontras antara dunia mati dan hidup diungkapkan melalui deskripsi batu-batu yang mencongak dan alam yang geram. Puisi menciptakan gambaran visual tentang lingkungan yang tidak ramah dan menantang, namun sang burung gagak tetap melangkah dengan gagah berani, menunjukkan keteguhan hati dalam menghadapi rintangan.

Perlawanan Terhadap Dunia yang Mati: Dengan menyampaikan salam pada burung gagak, penyair menyatakan penghargaan dan dukungan untuk individu yang telah berani melawan dunia yang dianggap mati. Ini dapat diartikan sebagai perlawanan terhadap kehampaan dan ketidakpastian yang mungkin menghantui kehidupan sehari-hari.

Pergulatan Menuju Lembah Mimpi: Dalam perjalanan burung gagak, puisi menciptakan perasaan pergulatan dan keteguhan. Pergulatan ini ditunjukkan melalui deskripsi batu-batu yang tajam dan alam yang tidak bersahabat. Namun, sang burung gagak tidak gentar dan melangkah dengan penuh keyakinan, meyakini bahwa mimpi di lembah akan menjadi kenyataan.

Puisi "Jalan Lempeng" karya Ajip Rosidi menjadi perwakilan dari perjalanan pribadi yang penuh keyakinan dan keteguhan. Dengan memanfaatkan metafora burung gagak yang berjalan, penyair menciptakan gambaran yang kuat tentang keberanian dalam menghadapi dunia yang keras dan penuh ketidakpastian. Puisi ini menjadi semacam himne bagi mereka yang berani menapaki jalan sulit demi mewujudkan mimpi dan keyakinan hidup yang lebih baik.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Jalan Lempeng
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.