Puisi: Mimpi Kita Siang Hari (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Mimpi Kita Siang Hari" karya Ajip Rosidi menggambarkan suasana yang berbeda-beda dalam hubungan cinta. Setiap bagian puisi menggambarkan ....
Mimpi Kita Siang Hari (1)


Dalam terik sinar matahari
Kulihat kau melambai:
Bayang-bayangku ataukah aku sendiri
Yang kau peluk dan kau belai?


Mimpi Kita Siang Hari (2)


Kebun belakang rumah, kolam ikan
Anak-anak bermain, kau menyulam
Menjalin helai-helai peruntungan kita
Dengan benang cinta.


Mimpi Kita Siang Hari (3)


Dalam cahaya rembulan
Kau perlahan bersenandung
Meski terpisah gelombang lautan
Kudengar sansai suaramu murung


Mimpi Kita Siang Hari (4)


Jalan lengang panjang,
        Wahai!
Mengarah ke batik kelam,
        Aduhai!


1969

Sumber: Horison (November, 1969)

Analisis Puisi:
Puisi "Mimpi Kita Siang Hari" karya Ajip Rosidi adalah serangkaian puisi pendek yang menggambarkan suasana yang berbeda-beda dalam hubungan cinta. Setiap bagian puisi menggambarkan momen-momen dan perasaan yang berbeda dalam hubungan antara dua individu.

Mimpi Kita Siang Hari (1): Bagian pertama puisi ini menggambarkan suasana di bawah terik sinar matahari. Pemilihan gambaran sinar matahari yang terik dapat diartikan sebagai waktu yang terang dan penuh kejelasan, seperti kejelasan dalam suatu hubungan. Kata-kata "Kulihat kau melambai" menggambarkan perasaan keinginan atau harapan yang mungkin terjadi dalam hubungan. Namun, ada pertanyaan batin dalam baris berikutnya: "Bayang-bayangku ataukah aku sendiri / Yang kau peluk dan kau belai?" Ini mungkin menggambarkan keraguan atau ketidakpastian yang mungkin muncul dalam hubungan.

Mimpi Kita Siang Hari (2): Bagian kedua puisi ini menggambarkan gambaran kebun belakang rumah dan anak-anak yang bermain. Ini menciptakan citra kebahagiaan, kehangatan, dan keluarga. Kata-kata "kau menyulam / Menjalin helai-helai peruntungan kita / Dengan benang cinta" menciptakan gambaran tentang ikatan yang kuat dan rasa cinta yang mengikat hubungan tersebut.

Mimpi Kita Siang Hari (3): Bagian ketiga puisi ini menggambarkan suasana dalam cahaya rembulan dan perasaan nostalgia. Meskipun terpisah oleh jarak ("Meski terpisah gelombang lautan"), tetapi ada keintiman yang masih terasa melalui suara dan kenangan ("Kudengar sansai suaramu murung"). Ini mungkin mencerminkan perasaan kerinduan dan keinginan untuk tetap terhubung dalam jarak.

Mimpi Kita Siang Hari (4): Bagian terakhir puisi ini menggambarkan gambaran jalan panjang yang membawa ke "batik kelam." Jalan panjang ini mungkin mencerminkan perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan perjuangan. Pemilihan kata "aduhai" dalam baris terakhir menggambarkan perasaan kelelahan atau kesusahan yang mungkin dialami dalam perjalanan ini.

Puisi "Mimpi Kita Siang Hari" karya Ajip Rosidi adalah kumpulan puisi pendek yang menggambarkan berbagai suasana dan perasaan dalam hubungan cinta. Puisi ini menggambarkan keragaman perasaan dalam hubungan, termasuk keinginan, kebahagiaan, nostalgia, kerinduan, dan tantangan. Melalui gambaran-gambaran ini, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas dan dinamika dalam hubungan manusia.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Mimpi Kita Siang Hari
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.