Puisi: Supardini Matangguan Ini untukmu (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Supardini Matangguan Ini untukmu" karya Wiji Thukul menggambarkan tema kesabaran, hidup, dan arti kehidupan.
Supardini Matangguan Ini untukmu


Kesabaran berdenyut seperti darah dan daging
sendiri bertahan pada lecutan musim.
Kesabaran berdenyut seperti darah dan daging
melepaskan umur jadi hari-hari kemarin.
Kesabaran berdenyut seperti darah dan daging
sedang nasib kucing liar yang tak peduli.

Kesabaran berdenyut seperti darah dan daging
Roh! Roh! Roh!
Kekalkanlah pada tiap tiupan napasku, cinta hidup

Antara kelahiran dan kematian, kehidupan
arti kelahiran dan kematian
tergantung pasti pada hidupku.

Sorogenen, 1983

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Supardini Matangguan Ini untukmu" karya Wiji Thukul menggambarkan tema kesabaran, hidup, dan arti kehidupan. Melalui gambaran kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan refleksi tentang arti hidup, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang eksistensi manusia dalam konteks waktu dan pilihan. Berikut adalah analisis lebih lanjut mengenai makna dan pesan yang terkandung dalam puisi ini.

Kesabaran dalam Kehidupan: Puisi ini membuka dengan perbandingan "Kesabaran berdenyut seperti darah dan daging," yang menggambarkan kesabaran sebagai sesuatu yang ada dalam diri manusia, yang melekat dan vital seperti darah yang mengalir. Kesabaran diartikan sebagai kemampuan untuk bertahan dan melanjutkan perjalanan hidup meski dihadapkan pada tantangan dan cobaan.

Kehidupan yang Dinamis: "Sendiri bertahan pada lecutan musim," "melepaskan umur jadi hari-hari kemarin," dan "sedang nasib kucing liar yang tak peduli" menggambarkan kehidupan sebagai perjalanan yang dinamis dan penuh perubahan. Kata-kata ini menggambarkan kenyataan bahwa hidup selalu mengalami perubahan, tantangan, dan keadaan yang berbeda-beda.

Relasi Manusia dengan Keabadian: "Roh! Roh! Roh! Kekalkanlah pada tiap tiupan napasku, cinta hidup" menunjukkan kesadaran akan keterbatasan manusia dalam menghadapi waktu dan kematian. Roh hidup diartikan sebagai semacam upaya manusia untuk tetap ada melalui warisan dan pengaruh yang diwariskan dalam waktu yang terbatas.

Arti Kehidupan dalam Konteks Kematian: "Antara kelahiran dan kematian, kehidupan arti kelahiran dan kematian tergantung pasti pada hidupku" menggambarkan penghubungan yang kompleks antara kelahiran, kematian, dan makna kehidupan. Puisi ini menunjukkan bahwa arti kelahiran dan kematian dipengaruhi oleh pengalaman hidup seseorang dan bagaimana mereka menjalani hidupnya.

Puisi "Supardini Matangguan Ini untukmu" adalah penggalian yang mendalam dalam tema kesabaran, kehidupan, dan kematian. Puisi ini menggambarkan manusia sebagai makhluk yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan, namun mampu bertahan dan memberi arti pada kehidupan melalui perjuangan dan kesadaran tentang keabadian dalam konteks keterbatasan waktu. Wiji Thukul melalui puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang hakikat manusia dan makna hidup dalam perjalanan yang penuh dengan dinamika dan perubahan.

Puisi: Supardini Matangguan Ini untukmu
Puisi: Supardini Matangguan Ini untukmu
Karya: Wiji Thukul


Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.