Puisi: Wayang (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Wayang" karya Ajip Rosidi membahas tentang konsep bayang-bayang dalam seni wayang dan menggambarkan cara sang dalang menggerakkannya.
Wayang


Bayang-bayang yang digerakkan sang dalang,
datang dan hilang, hanya jejaknya tinggal terkenang.


Sumber: Sajak-Sajak Anak Matahari (1979)

Analisis Puisi:
Puisi "Wayang" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya sastra yang singkat namun memuat makna yang mendalam. Puisi ini membahas tentang konsep bayang-bayang dalam seni wayang dan menggambarkan cara sang dalang menggerakkannya.

Judul Puisi: Judul puisi, "Wayang," merujuk kepada salah satu bentuk seni tradisional Indonesia yang sangat terkenal, yaitu wayang kulit atau wayang orang. Wayang adalah seni teater bayangan yang dimainkan dengan menggunakan karakter-karakter dalam bentuk bayangan.

Bayang-Bayang sebagai Simbol: Dalam puisi ini, bayang-bayang digunakan sebagai simbol yang menggambarkan keadaan atau fenomena dalam kehidupan. Bayang-bayang dalam wayang adalah representasi karakter dalam cerita, dan di sini, mereka digambarkan sebagai datang dan pergi, meninggalkan jejak yang terkenang. Hal ini dapat diartikan sebagai refleksi tentang sifat sementara dari banyak aspek dalam kehidupan manusia.

Peran Sang Dalang: Puisi ini juga menyebutkan sang dalang, yang adalah pemimpin dalam pertunjukan wayang. Dalang bertanggung jawab untuk menggerakkan bayang-bayang dan menceritakan cerita. Dalam konteks puisi ini, sang dalang bisa diinterpretasikan sebagai seorang pencipta, pemimpin, atau penentu dalam kehidupan atau dalam seni.

Datang dan Hilang: Kata-kata "datang dan hilang" menyoroti sifat transien dalam kehidupan. Semua yang ada di dunia ini, seperti bayang-bayang dalam pertunjukan wayang, datang sebentar dan kemudian menghilang. Hal ini menggambarkan perubahan, pergantian, dan kadaluwarsa dalam semua hal dalam kehidupan.

Jejak yang Terkenang: Kata-kata "hanya jejaknya tinggal terkenang" menekankan bahwa meskipun semua hal akan berakhir dan menghilang, mereka akan meninggalkan jejak atau kenangan yang abadi. Jejak ini bisa berupa pengaruh pada kehidupan orang lain, atau kenangan yang tetap hidup dalam ingatan.

Puisi "Wayang" karya Ajip Rosidi adalah contoh yang bagus tentang bagaimana puisi dapat menggambarkan makna yang mendalam melalui gambaran sederhana. Melalui penggunaan simbol bayang-bayang dan dalang, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan sifat sementara dan abadi dalam kehidupan manusia.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Wayang
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.