Puisi: Perbuatan Serong (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Perbuatan Serong" karya W.S. Rendra menggambarkan suasana malam yang gelap dan penuh dengan ketegangan moral di tengah kehidupan kota.
Perbuatan Serong

Bulan biru menggelincir
angin dan racun satu kandungan
dan di hati lelaki serong
birahi menggelincir.

Gumpalan kabut, batu putih,
menggelincir di jalanan.
Di bawah lampu ungu di tikungan
perempuan liar menyedot rokoknya.

Bulan biru menggelincir
birahi beracun menggelincir.

Bulan biru dan sutra hitam
bebunga tiduran dan tanpa bauan.
Lelaki serong buka pintu tinggalkan tilam
di dadanya: angin jahat tanpa perumahan.

Bulan biru menggelincir ke barat
lelaki ke utara bersama angin jahat.

Dan di bawah lampu ungu di tikungan
empat mata bertukar tawaran
asap dari hidung dan gigi gemeretakan.

Bulan biru menggelincir ke barat
lari ke utara angin jahat.

Bini yang tua tiada menutup mata
perempuan yang terbunuh setiap malam pintu terbuka.
Dan ketawa yang terdengar dari utara:
geledek di hati yang reda.

Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Perbuatan Serong" karya W.S. Rendra menggambarkan suasana malam yang gelap dan penuh dengan ketegangan moral di tengah kehidupan kota. Dengan gaya yang intens dan gambaran yang kuat, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti hasrat, kegelapan, dan konflik batin manusia.

Atmosfer Malam yang Gelap: Puisi ini dibuka dengan gambaran malam yang gelap, dihiasi dengan bulan biru dan angin yang membawa racun. Atmosfer malam yang gelap menciptakan ketegangan dan mengisyaratkan kehadiran hal-hal yang tidak terlihat.

Hasrat yang Dikendalikan: Hasrat dan birahi menjadi tema sentral dalam puisi ini. Lelaki serong, yang mewakili sisi gelap dalam diri manusia, digambarkan merasa tergoda dan terguncang oleh hasratnya yang tidak terkendali. Namun, hasrat ini tidak murni, melainkan beracun dan merusak.

Kegelapan Moral: Gambaran perempuan liar di bawah lampu ungu menambahkan lapisan kegelapan moral dalam puisi ini. Pertemuan di tikungan jalan menciptakan suasana yang membingungkan antara ketegangan seksual dan ketidakmampuan untuk mengatasi hasrat yang terlarang.

Konflik Batin dan Penyesalan: Pada akhir puisi, tergambar konflik batin lelaki serong dan kesadaran akan tindakannya. Pintu yang terbuka dan ketawa yang terdengar dari utara menciptakan atmosfer penyesalan dan kegelisahan atas perbuatan yang telah dilakukan.

Melalui gambaran malam yang gelap dan penggambaran karakter yang kuat, W.S. Rendra menghadirkan sebuah puisi yang memancing refleksi tentang sisi gelap dalam diri manusia dan konflik moral yang seringkali menghantuinya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara hasrat, moralitas, dan konsekuensi dari perbuatan yang serong dalam kehidupan manusia.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Perbuatan Serong
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.