Puisi: Perempuan yang Menunggu (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Perempuan yang Menunggu" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang menyentuh tentang tema kesepian, pengorbanan, dan kesabaran ....
Perempuan yang Menunggu

Orang yang menunggu
dan mengarungi waktu
hati padang tanpa bunga
udara dan batu sekali dikandungnya.

Sepi terbaring pada malam dan pagi
menyiksa racun jemu yang abadi.

Ia duduk di atas luka
berbelai dengan hawa ia berkata:
Saya sudah tua, dan
disuruh saya:

Duduk saja di sana!
Dan menanti!

Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Perempuan yang Menunggu" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang menyentuh tentang tema kesepian, pengorbanan, dan kesabaran perempuan yang menunggu. Puisi ini menggambarkan gambaran perempuan yang hidup dalam kesendirian dan kesedihan karena menanti seseorang tanpa henti. Berikut adalah analisis lebih mendalam tentang puisi ini:

Tema Kesepian dan Pengorbanan: Puisi ini menggambarkan perempuan yang hidup dalam kesepian dan perjuangan yang tak henti menunggu. Kata-kata "menunggu" menekankan pada rasa sabar dan kesetiaan perempuan ini, meskipun hatinya "padang tanpa bunga" dan "menyiksa racun jemu yang abadi." Tema kesepian dan pengorbanan menjadi tema dominan dalam puisi ini.

Metafora Perempuan: Penyair menggunakan metafora untuk menggambarkan perempuan sebagai pihak yang menunggu. Metafora ini menggambarkan perasaan hati perempuan yang terluka dan kesepian dengan mengaitkannya pada "hati padang tanpa bunga." Ini mencerminkan kehampaan dan kesedihan yang dihadapinya dalam perjuangan menunggu.

Penggunaan Kata-kata yang Kuat: Penyair menggunakan kata-kata yang kuat dan penuh makna untuk menyampaikan pesan dalam puisi ini. Contohnya, "sepi terbaring," "racun jemu yang abadi," dan "berbelai dengan hawa" menekankan perasaan penderitaan dan kesepian yang dialami oleh perempuan tersebut.

Emosi dan Sentimen: Puisi ini mengandung banyak emosi dan sentimen. Rasa kesepian, kesedihan, dan keteguhan hati perempuan yang menunggu dengan setia tercermin melalui pilihan kata-kata yang mendalam dan kuat. Puisi ini menghadirkan perasaan yang mendalam dan mempengaruhi pembaca secara emosional.

Pergulatan Batin Perempuan: Perempuan dalam puisi ini merenungkan dan merenungi perasaannya sendiri di tengah kesendirian. Dia mencoba untuk tetap teguh meskipun disuruh duduk dan menunggu. Pergulatan batinnya tercermin dalam ekspresi puisi ini, menggambarkan kekuatan perempuan yang berusaha bertahan.

Puisi "Perempuan yang Menunggu" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang menyentuh tentang tema kesepian, pengorbanan, dan kesabaran perempuan yang menanti. Dengan menggunakan metafora dan kata-kata yang kuat, puisi ini mencerminkan pergulatan batin perempuan yang tegar meskipun hidup dalam kesendirian. Puisi ini mengajak pembaca merenungkan tentang perjuangan dan ketegaran hati perempuan yang menunggu dengan setia.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Perempuan yang Menunggu
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.